Jumat, 24 Juli 2020

case GH

Seorang perempuan berusia 45 tahun, datang ke IGD dengan keluhan tiba – tiba sakit kepala yang berat dan pandangan menjadi kabur sejak 12 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 210/160 mmHg; frekuensi nadi 90x/menit; frekuensi nafas 20x/menit; suhu 36,6 C. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 11,2 g/dL; Leukosit 8.300 /uL; trombosit 245.000/uL; ureum 50 mg/dL;kreatinin 1,7 mg/dL. Pasien memiliki riwayat hiprtensi namun tidak rutin kontrol. Terapi farmakologis yang tepat untuk menurunkan tekanan darah pada pasien ini adalah :
a. Drip furosemid 5-10 mg/jam
b. Drip nikardipin 0,5-6 ug/KgBB/mnt
c. Nifedipin 5-10 mg/sublingual diberikan setiap 1-2 jam
d. Captopril 12,-25 mg sublingual diberikan setiap 1-2 jam
e. Klonidin.
Jawaban: B
1. Tentukan diagnosis -->
Diagnosis adalah krisis hipertensi ( memenuhi kriteria TDS sistolik > 180 mmHg
Krisis hipertensi ada 2  yaitu HI MEN ( hipertensi emergency dan Hi Guy  (Hipertensi urgency)
Perbedaan adalah TOD pada HI MEN (target organ damage)--> otak, mata, paru, jantung, ginjal
Pada case diatas TOD adalah otak( ensefalopati) dan mata ( visus kabur kemungkinan retinopati/papiledem)
Jadi diagnosis akhir adalah krisis hipertensi ( hipertensi emergency)
2. Prinsip tatalaksana turunkan tekanan darah secara cepat
Dalam 1 jam : MAP turun maks 25%
Dalam 2-6 jam : TDS < 160 mmHg
Dalam 24 -48 jam: kembali ke tensi normal
Pengecualian pada tiga keadaan yaitu :
Diseksi aorta, eklampsia, dan feokromositoma
Maka TD dalam 1 jam pertama TDS harus < 140 mmHg







3. Pilih modalitas penurun tekanan darah secara cepat






Rabu, 01 Juli 2020

Endomania

1. Seorang perempuan berumur 40 tahun datang ke UGD dengan penurunan kesadaran sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Dari keterangan keluarga, pasien mengeluhkan lemah, penglihatan kabur, berkeringat banyak, gemetar, tidak ada riwayat jatuh maupun sakit sebelumnya dengan pola makan normal. Dari pemeriksaan gula darah didapatkan kadar 30 mg/dl. Setelah diberikan bolus dextrose 40% dan infuse dextrose 10% pasien sadar. Setelah dilakukan monitor ketat selama 1 hari didapatkan kadar gula darah selalu rendah. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin 0,9 mg/dl, dan C-peptida yang meningkat. Diagnosa yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
a. Diabetes insipidus sentral
b. Pankreatitis akut
c. Insulinoma
d. Nefropati diabetik 
e. Tumor adrenal

Jawaban : c insulinoma
Pembahasan :

Pasien dengn symptomatic hypoglycemia dengan kadar GDS dibawah 50 mg/dl (sangat ekstrim terjadi dalam waktu satu jam) kadar creatinin yang normal pada kasus diatas memyingkirkan renal sebagai penyebab hipoglikemia 

Insulinoma adalah tumor pada pankreas yang menghasilkan insulin --> dengan konsekuensi semua bahan Baku untuk membuat  insulin juga pasti meningkat dalam hal ini C peptide





Kejadian hipoglikemia pada insulinoma tidak secara terus menerus oleh karena hipersekresi insulin dari tumor juga bersifat periodik

Fisiologi pembentukan insulin--> sel B pankreas menghasilkan pro insulin--> Pro insulin dipecah menjadi insulin dan c peptide

Patofis insulinoma --> tumor menghasilkan Pro insulin berlebihan -->insulin dan c peptide pasti meningkat 

Sehingga Dari tinjauan lab : kadar GDS rendah, Pro insulin,insulin dan C peptide pasti naik 

2.Seorang laki laki usia 58 tahun kontrol ke poli dengan riwayat DM (+) sejak 10 tahun yang lalu. Pasien memiliki riwayat stroke dan pemasangan stent coroner. PF: tekanan darah 150/80mmHg; frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 20x/menit. Laboratorium: HbA1C 9.5%, kolesterol total 250 mg/dL, trigliserida  202 mg/dL, LDL 170 mg/dL, HDL 40 mg/dL.
Pilihan tatalaksana dislipidemia yang tepat untuk pasien ini adalah:
a. Atorvastatin 20 mg dengan target LDL < 70 mg/dL
b. Simvastatin 40 mg dengan target  LDL < 100 mg/dL
c. Pitavastatin 10 mg dengan target  LDL < 100 mg/dL
d. Rosuvastatin 10 mg dengan target  LDL < 70 mg/dL
e. Atorvastatin 40 mg dengan target  LDL < 70 mg/dL

3. Seorang perempuan 32 tahun saat ini sedang hamil 22 minggu datang ke poliklinik membawa hasil pemeriksaan glukosa darah puasa 140 mg/dL dan glukosa darah 2 jam post prandial 226 mg/dL. Pasien tidak memiliki riwayat diabetes mellitus sebelumnya, tetapi ibu pasien memiliki diabetes mellitus. Tatalaksana yang paling tepat direkomendasikan untuk pasien ini adalah:
a. Pengaturan diet dan pemberian insulin
b. Pengaturan diet dan pemberian kombinasi obat anti diabetes oral
c. Pengaturan diet selama satu bulan kemudian diberi obat anti diabetes oral
d. Pengaturan diet selama satu bulan, jika tidak mencapai target akan diberikan insulin
e. Pengaturan diet, pemberian obat anti diabetes oral serta monitoring glukosa darah ketat

4. Seorang perempuan 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan luka pada ibu jari tangan yang meluas disertai demam selama 3 minggu yang lalu. pasien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 6 tahun sebelumnya, 6 bulan terakhir sudah menggunakan inslin kerja panjang 14 IU malam hari dan insulin pre prandial 3x10 IU. PF: keadaan umum baik, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 38,1 0C. Hasil laboratorium: Hb 8.0 g/dL; leukosit 15.000 mg/µL; trombosit 252.000/µL; glukosa darah puasa 120 mg/dL; glukosa darah 2 jam setelah makan 220 mg/dL; HbA1C 11%; albumin 2.2 g/dL. 
Penyesuaian dosis terapi insulin yang perlu dilakukan pada pasien ini adalah:
a. Peningkatan dosis insulin basal dan prandial
b. Dosis insulin basal tetap dan peningkatan dosis insulin prandial
c. Penurunan dosis insulin basal dan prandial serta perawatan luka
d. Penurunan dosis insulin basal dan peningkatan dosis insulin prandial
e. Peningkatan dosis insulin basal dan penurunan dosis insulin prandial

5. Seorang perempuan 48 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri punggung yang memberat sejak 2 hari terakhir. Tiga tahun sebelumnya pasien pernah menjalani skrining BMD dan didapatkan hasil osteopenia. Sejak 3 tahun ini pasien mengkonsumsi amlodipin 1x5 mg dan metformin 3x500 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 162 cm dan berat badan 85 kg. Pada abdomen didapatkan guratan putih (striae alba). Terdapat kelemahan otot proksimal dan nyeri tekan regio spinal sekitar torakkal XII. hasil rontgen sebagai berikut:
 
Pemeriksaan yang paling tepat untuk menjelaskan penyebab kelainan pada pasien ini adalah:
a. Kadar insulin like growth factor 1 serum
b. Elektroforesis protein serum
c. Kadar PTH serum
d. Triptase serum
e. Kortisol darah

6. Seorang perempuan usia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit kepala berdenyut yang hilang timbul sejak 3 bulan terakhir yang kadang disertai mual. Akhir akhir ini keluhan semakin memberat dan makin sering dirasakan. Selain itu pasien menstruasi tiap 2 bulan sekali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 24x/menit. Hasil laboratorium: Hb 12 g/dL; leukosit 5.500 mg/µL; trombosit 200.000/µL.
Pemeriksaan lanjutan yang sebaiknya dilakukan pada pasien ini adalah:
a. Prolaktin, kortisol, estrogen, ACTH dan CT scan kepala
b. Prolaktin, LH, FSH, dan foto  polos kepala (schedel)
c. LH, FSH, estrogen, dan foto polos kepala (schedel)
d. Kortisol, ACTH, estrogen, dan CT scan kepala
e. Prolaktin, LH, FSH dan CT scan kepala

7. Seorang laki laki usia 24 tahun di bawa ke IGD dengan keluhan bicara kacau sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Dua hari sebelumnya pasien sudah mengeluh demam dan batuk. Tiga minggu sebelumnya pasien mengeluh lemas, banyak buang air kecil, banyak minum dan sering merasa lapar serta mengalami penurunanberat badan hingga 3 kg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak gelisah, tekanan darah 110/60 mmHg, frekuensi nadi 122x/menit reguler, frekuensi napas 28x/menit cepat dan dlam, suhu 39.2 0C; ronki positif pada lapangan paru bawah dan tengah kanan. Hail laboratorium: glukosa darah sewaktu 452 mg/dL; natrium 138 mEqq/L; kalium 2,6 mEq/L; klorida 104 mEq/L; magnesium <1,2 mEq/L. Analisis gas darah : pH 7,28; HCO3 10 mEq/L; PO2 98 mmHg; PCO2 32 mmHg; base excess -12 mmol/L; saturasi O2 99%; ureum 60,7 mg/dL; kreatinin 1,1 mg/dL. Empat hari kemuadian keadaan akut telah teratasi.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Pemeriksaan islet cell antibody, urin sewaktu, C-peptide dan insulin
b. Pemeriksaan antibodi GAD, HbA1C, kadar profil lipid, C-peptide
c. Pemeriksaan antibodi GAD, C-peptide dan kadar insulin
d. Pemeriksaan amylase, lipase,, C-peptide dan insulin
e. Pemeriksaan C-peptide, HbA1C dan kadar insulin

8.Seorang peremuan usia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar, banyak keringat, dan gemetar sejak 1 minggu yang lalu. Dua minggu yang lalu pasien merasakan demam dan pembesaran di leher yang disertai rasa nyyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 154 cm; berat badan 44 kg; tekanan darah 130/90 mmHg; frekuensi nadi 122x/menit reguler; serta tremor halus pada kedua telapak tangan. Hasil laboratorium: leukosit 7.400 mg/µL; LEd 74 mm/jam; TSHs 0,005 µIU/L; FT4 4,27 ng/dL.
Penyebab utama munculnya keluhan pada pasien ini adalah:
a. Penurunan sensitivitas reseptor TSH
b. Penurunan ekskresi hormon tiroksin
c. Peningkatan sekresi hormon tiroksin
d. Peningkatan sintesis hormon tiroksin
e. Peningkatan sensitivitas reseptor tiroksin

9. Seorang perempuan berusia 65 tahun dikonsulkan ke penyakit dalam dengan riwayat fraktur kaput femoris akibat jatuh. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 15 tahun yang lalu dengan terapi metformin 3x500 mg, namun 3 buan terakhir sering mengeluh kembung dan diare. Pada pemeriksaann fisik didapatkan tinggi badan 160 cm dan berat badan 89 kg. Hasil laboratorium : glukosa darah puasa 150 mg/dL; glukosa darah 2 jam post prandial 220 mg/dL; HbA1C 8,2 %. Pasien sudah melakukan pengaturan diet dan olahraga sesuai petunjuk.
Pilihan obat yang paling sesuai untuk kondisi pasien adalah:
a. Insulin
b. Acarbose
c. Glimepirid
d. Linagliptin
e. Pioglitazone
   
10.Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan belum pernah mengalami menstruasi serta ukuran payudara tetap kecil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan payudara yang kecil serta tidak didapatkan adanya tanda tanda perkembangan seks sekunder. Hasil laboratorium : FSH 30 IU/L dan LH 55 IU/L.
Berdasarkan data tersebut, maka kondisi pada pasien ini sesuai dengan terminologi:
a. Hipogonadisme sekunder
b. Hipogonadotropik hipogonadisme
c. Hipogonadotropik hipergonadisme
d. Hipergonadotropik hipogonadisme
e. Hipergonadotropik hipergonadisme

11. Seorang perempuan usia 23 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan di leher sebesar telur ayam sejak 1 tahun yang lalu. Tidak ada keluhan demam, berdebar debar, penurunan berat badan, dan gangguan menstruasi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umu m baik. pada pemeriksaan leher didapatkan benjolan ukuran 2x3x31 cm yang tidak nyeri daan dapat digerakkan serta ikut bergerak saat menelan. hasil laboratorium: FT4 14,63 ng/dL dan TSHs 4,09 µIU/mL.
Patofisiologi yang mendasari terjadinya gangguan pada pasien ini adalah:
a. Infiltrasi limfosit pada jaringan tiroid
b. Peningkatan estrogen dan progesteron
c. Peranan dari insulun like growth factor-1
d. Defisiensi thyroid hormone binding protein
e. Adanya stimulasi dari hormon triiodotironin.

12. Seorang perempuan 25 tahun datang ke piliklinik dengan keluhan lemah pada kedua tungkai yang dirasakan saat bangun tidur. Pasien memiliki riwayat Graves disease sejak 3  tahun yang lalu dan minum thiamazole 1x20mg tidak teratur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 150cm, berat badan 38 kg, tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, teraba pembesaran leher yang difus dan ikut bergerak pada menelan. Hasil laboratorium: glukosa darah sewaktu 225 mg/dL,; Hb 12 g/dL; leukosit 6800/uL; trombosit 210.000/uL; natrium 138mEq/L; kalium serum 1,5 mEq/L; FT4 5,3 ng/dL; TSHs 0,005 uIU/mL. Patofisiologi yang mendasari kelainan pada pasien ini adalah
a. Peningkatan pompa natrium-kalium ATPase intrasel
b. Peningkatan ekskresi kalium melalui saluran cerna
c. Peningkatan ekskresi kalium melalui keringat
d. Peningkatan ekskresi kalium melalui ginjal
e. Retensi kalium intrasel

13. Seorang perempuan 58 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan lemas disertai berat badan yang meningkat 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh sering mengantuk, malas bergerak dan buang air besar jarang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg; frekuensi nadi 60x/menit, regular, isi cukup; frekuensi nafas 20x/menit, bisng usu menurun. Hasil laboratorium: darah perifer lengkap normal, kolesterol total 250mg/dL; LD 160 mg/dL; HDL 30 mg/dL; trigliserid 209 mg/dL; TSH 6,5 uIU/mL; FT4 1,2 ng/dL. Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menetukan etiologi kasus ini adalah
a. Triiodotyronine uptake
b. Tes stimulasi TSH
c. Tiroglobulin
d. Anti-TPO
e. Kalsitonin

14. Seorang laki-laki 19 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan gaduh gelisah sejak 6 jam sebelum MRS. Satu hari sebelumnya pasien mengeluh mual dan muntah. Sejak 1 bulan yang lalu pasien terlihat semakin kurus, sering buang air kecil dan banyak minum.  Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran delirium; tinggi badan 160 cm; berat badan 52 kg; tekanan darah 100/80 mmHg; frekuensi nadi 124x/menit; frekuensi nafas 28x/menit cepat dan dalam; lidah kering. Hasil laboratorium: glukosa darah sewaktu 421 mg/dl dan diulang 501 mg/dl. Patofisiologi semua kondisi klinis pada pasien ini berhubungan dengan
a. Defisiensi insulin
b. Adanya resistensi insulin
c. Destruksi hormone insulin
d. Penurunan sekresi insulin
e. Peningkatan hormone kontraregulasi insulin

15.Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan luka terbuka pada ibu jari yang tidak sembuh sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 5 tahun sebelumnya, 6 bulan terakhir sudah menggunakan insulin kerja panjang 20 iu malam hari dan insulin pre prandial 6 iu setiap sebelum makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit; suhu 37,3 C. Hasil laboratorium: Hb 9,0 g/dL; leukosit 11.800/uL; trombosit 252.000/uL; glukosa darah puasa 128 mg/dl; glukosa darah 2 jam setelah makan 320 mg/dL; HbA1c 10,8%; albumin 2,4g/dL. Pemeriksaan penunjang awal yang diperlukan dalam pengelolaan pasien ini adalah
a. ABI score, tes monofilament dan USG doppler
b. ABI score, tes monofilament dan kultur darah
c. ABI score, tes monofilament dan X-ray pedis
d. ABI score, USG Doppler dan X-ray pedis
e. ABI score, garputala dan kultur darah

16. Seorang perempuan 37 tahun datang ke polikinik dengan keluhan sering merasa cepat lelah sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh cepat mengantuk, berat badan bertambah 8 kg dan sering mengalami susah buang air besar sehingga ia sering mengkonsumsi obat pencahar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 150 cm, berat badan 72 kg, tekanan darah 90/80 mmHg, frekuensi nadi 60x/menit. Hasil laboratorium: TSHs 44 uIU/mL dan FT4 0,6ng/dL. Pemeriksaan yang paling tepat untuk melihat derajat beratnya kasus pada pasien ini adalah:
a. Tiroglobulin serum (Tg)
b. TSH receptor Antibody (TRAb)
c. Thyroglobulin Antibodies (TgAb)
d. Radioactive iodine uptake (RAIU)
e. Thyroid Peroxydase Antibodies (TPOAb)

17. Seorang laki-laki 58 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam 6 bulan terakhir. Pasien memilki riwayat diabetes mellitus sejak 7 tahun yang lalu dan selama ini mengonsumsi glimepiride 1x2 mg dan metformin 2x500 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 170 cm, berat badan 60 kg, tekanan darah 130/80 mmHg. Hasil laboratorium: glukosa darah puasa 140 mg/dL: glukosa darah 2 jam post prandial 320 mg/dL; HbA1C 10%; kreatinin 3,2 mg/dL. Rekomendasi terapi yang paling tepat diberikan pada pasien ini adalah:
a. Menghentikan obat-obatan di atas dan mengganti dengan insulin
b. Melanjutkan pemberian glimepiride dan metformin, ditambah insulin prandial
c. Menghentikan pemberian glimepiride, diberikan kombinasi metformin dan penghambat DPP-IV
d. Menghentikan pemberian metformin dan diganti dengan kombinasi insulin kerja panjang dan glimepiride
e. Menghentikan pemberian glimepiride dan metformin, diganti dengan kombinasi penghambat glukosidase alfa dan penghambat DPP-IV

18.Seorang laki-laki 56 tahun datang ke poliklinik untuk control rutin. Pasien telah terdiagnosis gagal jantung sejak 2 tahun lalu dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri 32% dan diabetes mellitus. Selama ini pasien telah mematuhi restriksi air dan garam. Obat yang rutin diminum yaitu clopidogrel 1x75 mg; ramipril 1x10 mg; bisoprolol 1x2,5 mg; pioglitazone 1x30 mg dan metformin 2x500 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 68x/menit; frekuensi nafas  20x/menit. JVP 5-0 cmH2O, batas jantung melebar ke kiri dan terdapat murmur 2/6 di apeks. Tampak edema minimal di ekstremitas. Hasil laboratorium: HbA1C 6,7%; ureum 40 mg/dL; kreatinin 1,0 mg/dL. Tatalaksana selanjutnya yang tepat untuk pasien ini adalah:
a. Menambahkan ivabradine untuk menurunkan frekuensi nadi sampai 60x/menit
b. Menghentikan pioglitazone karena dapat menyebabkan retensi garam
c. Menambahkan valsartan 40 mg untuk menurunkan angiotensin II
d. Menghentikan atorvastatinkarena dapat menaikkan gula darah
e. Menghentikan metformin karena dapat menyebabkan retensi air

19. Seorang perempuan 35 tahun hamil 16 minggu, dikonsulkan oleh sejawat dokter spesialis kandungan dan kebidanan ke poliklinik penyakit dalam dengan riwayat pengobatan tiroid. Dua tahun yang lalu pasien pernah berobat ke dokter penyakit dalam dengan keluhan penurunan berat badan yang drastis, sering buang air besar, berdebar-debar, gemetar, banyak keringat serta penonjolan pada bola mata. Sejak 6 bulan yang lalu, dokter penyakit dalam menghentikan pengobatannya. Saat ini keluhan berdebar-debar dan gemetar tidak ada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 155 cm; berat badan 46 kg; tekanan darah 110/80 mmHgk frekuensi nadi 96x/menit; tremor halus pada kedua tangan. Pada pemeriksaan tiroid ditemukan massa di daerah leher bagian depan yang ikut bergerak saat menelan dengan batas yang tidak jelas, konsistensi lunak, tidak nyeri dan tidak ada perubahan warna pada kulit. Unkuran lingkar leher 33,2 cm. Hasil laboratorium: TSHs <0,01 uIU/mL, FT4 1,8 ng/dL. Terapi yang tepat pada kasus ini adalah
a. Diberikan tirozol 1x10 mg
b. Diberikan propranolol 3x10 mg
c. Tidak diberikan obat untuk sementara
d. Diberikan propil tiourasil (PTU) 1x100 mg
e. Diberikan propil tiourasil (PTU) 3x100 mg

20. Seorang laki-laki 22 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering buang air kecil dalam 23 bulan terakhir disertai sering merasa haus sepanjang hari. Jumalah air seni dalam sehari bisa mencapai 6 liter dan jumlah air minum sampai 7 liter. Pada pemriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg; frekuensi nadi 82x/menit; suhu 36,3 C; turgor kulit baik. Hasil laboratorium: Hb 10,4 d/dL; leukosit 9.300/uL; glukosa darah puasa 96 mg/dL dan glukosa darah 2 jam post prandial 135 mg/dL. Urinalisis: volume 6 liter/24 jam; osmolaritas serum 270 mosm/L; osmolaritas urine 200 mOsm/L. Pemeriksaan water deprivation test  8 jam menunjukkan jumlah urin sebesar 1.200 cc dan berat badan tidak turun. Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah:
a. Diabetes insipidus tipe campuran
b. Diabetes insipidus tipe sentral
c. Diabetes insipidus tipe nefrogenik
d. Diabetes insipidus tipe psikogenik
e. Sindrom SIADH

21. Seorang perempuan 40 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 jam sebelum MRS. Sejak 6 bulan terakhir pasien sudah sering mengeluhkan lemas, penglihatan kabur, berkeringat banyak, gemetar dan sering merasa lapar. Akibat keluhan ini, pasien sering mengonsumsi camilan sehingga berat badan 7-8 kg. PAda pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, tinggi badan 155 cm, berat badan 80 k, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, pemeriksaan jantung dan paru normal, akral dingin. Hasil laboratorium: glukosa darah 30 mg/dL. Setelah diberikan boluse dextrose 40% dan infuse dextrose 10% pasien sadar. Setelah dilakukan monitor ketat selama 1 hari didapatkan kadar glukosa darah selalu rendah. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar kreatinin 0,9 mg/dL dan natrium 130 mEq/L. Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis pasien ini adalah:
a. Pemeriksaan kadar insulin puasa dan C-peptide
b. Pemeriksaan kadar insulin sewaktu dan C-peptide
c. Pemeriksaan kadar insulin post prandial dan C-peptide
d. Pemeriksaan kadar insulin saat gula darah rendah dan C-peptide
e. Pemeriksaan kadar preinsulin dan C-peptide saat glukosa darah rendah

150. Seorang perempuan 55 tahun datang ke poliklinik degan keluhan benjolan di leher sejak 2 tahun. Tidak ada suara parau dan kesulitan menelan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa ukuran 2x2x1 cm pada tiroid kanan yang bergerak saat menelan, dengan konsistensi padat, batas tegas, permukaan rata, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening leher. Hasil laboratorium: TSHx 2,5 uIU/L; FT4 1,3 ng/dL. Langkah selanjutnya yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah:
a. USG Tiroid dan biopsy aspirasi jarum halus
b. MRI Tiroid dan biopsy aspirasi jarum halus
c. MRI Tiroid dan biopsy jarum halus
d. Sidik tiroid dan biopsy eksisi
e. USG tiroid dan biopsy eksisi

22. Seorang perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan tidak pernah mengalami menstruasi. Pasien memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari teman2 seusianya, serta payudara yang tidak tumbuh. Pada pemeriksaan fisik tampak postur proporsional dengan tinggi badan 145 cm, berat badan 38 kg, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu badan 36 C. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat pembesaran kelenjar payudara, pertumbuhan rambut ketiak dan pubis. Pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab kelainan pada pasien ini adalah:
a. Pemeriksaan kelainan mitokondria
b. Pemeriksaan hormone estrogen
c. Pemeriksaan growth hormone
d. Pemeriksaan mutasi gen
e. Pemeriksaan kromosom

23. Seorang perempuan 25 tahun dibawa ke IGD dengan kondisi lemas. Pasien mengeluh sering buang air kecil sejak 1 minggu terakhir, oleh karena itu sering merasa haus dan banyak minum. Riwayat kecelakaan 1 bulan yang lalu dengan kontusio cerebri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit, regular; frekuensi nafas 20x/menit; suhu badan 37,4 C., lidah kering. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil laboratorium: glukosa darah sewaktu 145 mg/dL; ureum 43 mg/dL; kreatinin 0,9 mg/dL; natrium 153 mEq/L; kalium 4,2 mEq/L; klorida 120 mEq/L; osmolalitas urine 160 mOsm/kg; osmolalitas plasma 312 mOsm/kg. Urinalisis: berat jenis (BJ) 1,001. Setelah water deprivation test dan uji pitresin, terdapat penurunan produksi urin, peningkatan BJ urin, peningkatan osmolalitas urin dan penuruanan osmolalitas plasma. Diagnosis yang paling sesuai pada pasien ini adalah:
a. Diabetes insipidus tipe campuran
b. Diabetes insipidus nefrogenik
c. Diabetes insipidus sentral
d. Polidipsia psikogenik
e. Sindrom SIADH


24. Seorang peremuan usia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar, banyak keringat, dan gemetar sejak 1 minggu yang lalu. Dua minggu yang lalu pasien merasakan demam dan pembesaran di leher yang disertai rasa nyyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 154 cm; berat badan 44 kg; tekanan darah 130/90 mmHg; frekuensi nadi 122x/menit reguler; serta tremor halus pada kedua telapak tangan. Hasil laboratorium: leukosit 7.400 mg/µL; LEd 74 mm/jam; TSHs 0,005 µIU/L; FT4 4,27 ng/dL.
Penyebab utama munculnya keluhan pada pasien ini adalah:
a. Penurunan sensitivitas reseptor TSH
b. Penurunan ekskresi hormon tiroksin
c. Peningkatan sekresi hormon tiroksin
d. Peningkatan sintesis hormon tiroksin
e. Peningkatan sensitivitas reseptor tiroksin




Obat obat dalam ilmu penyakit dalam

  Fe : ferosfat effervescent Cytodrox Anegrelide Sandimun Hydroxiurea (cytodrox) Gleevec (imatinib) 1x3 tablet Tasigna Rebo z (utk itp) Jurn...