Senin, 02 Juli 2018

Malaria
A. Penyebab Malaria
Penyebab Malaria adalah parasit Plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Dikenal 5 (lima) macam spesies yaitu: Plasmodium
falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale,
Plasmodium malariae dan Plasmodium knowlesi.
Parasit yang terakhir disebutkan ini belum banyak
dilaporkan di Indonesia.
B. Jenis Malaria
1. Malaria Falsiparum
Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala
demam timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis
malaria ini paling sering menjadi malaria berat yang
menyebabkan kematian.
2. Malaria Vivaks
Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam
berulang dengan interval bebas demam 2 hari.
Telah ditemukan juga kasus malaria berat yang
disebabkan oleh Plasmodium vivax.
3. Malaria Ovale
Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi
klinis biasanya bersifat ringan. Pola demam seperti
pada malaria vivaks.
4. Malaria Malariae
Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala
demam berulang dengan interval bebas demam
3 hari.
5. Malaria Knowlesi
Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi. Gejala
demam menyerupai malaria falsiparum.


DIAGNOSIS
Anamnesis
a. Keluhan : demam, menggigil, berkeringat dan dapat
disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri
otot atau pegal-pegal.
b. Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat
malaria.
c. Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.
d. Riwayat tinggal di daerah endemis malaria.


FISIS
Pemeriksaan fisik
a. Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C
b. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
c. Sklera ikterik
d. Pembesaran Limpa (splenomegali)
Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan
pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopis atau uji
diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test=RDT).

Upaya pencegahan malaria adalah dengan
meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko malaria,
mencegah gigitan nyamuk, pengendalian vektor
dan kemoprofilaksis. Pencegahan gigitan nyamuk
dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu
berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk dan lain-
lain.

kemoprofilaksis:
doksisiklin dengan dosis 100mg/hari. Obat ini diberikan
1-2 hari sebelum bepergian, selama berada di daerah
tersebut sampai 4 minggu setelah kembali. Kontraindikasi doksisiklin:
- ibu hamil dan anak dibawah umur 8
tahun dan tidak boleh diberikan lebih dari 6 bulan.

Tatalaksana:

PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
1) Malaria falsiparum dan Malaria vivaks
Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini
menggunakan ACT ditambah primakuin.
Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan
malaria vivaks, Primakuin untuk malaria falsiparum
hanya diberikan pada hari pertama saja dengan
dosis 0,25 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks
selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB.
Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6
bulan.

1. Pengobatan malaria falsiparum dan malaria
vivaks adalah
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + Primakuin.

2.) Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh)
diberikan dengan regimen ACT yang sama tapi dosis
Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.

3) Pengobatan malaria ovale
Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan
ACT yaitu DHP ditambah dengan Primakuin selama
14 hari. Dosis pemberian obatnya sama dengan
untuk malaria vivaks.

4) Pengobatan malaria malariae
Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT 1 kali
perhari selama 3 hari, dengan dosis sama dengan
pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan
primakuin

5) Pengobatan infeksi campur P. falciparum
+ P. vivax/P.ovale
Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT
selama 3 hari serta primakuin dengan dosis 0,25
mg/kgBB/hari selama 14 hari.

MALARIA BERAT
Malaria berat adalah : ditemukannya Plasmodium
falciparum stadium aseksual dengan minimal satu
dari manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil
laboratorium (WHO, 2015):
1. Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3)
2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
3. Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24 jam
4. Distres pernafasan
5. Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3 detik,
tekanan sistolik <80 mm Hg (pada anak: <70 mmHg)
6. Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit
>100.000)
7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Gambaran laboratorium :
1. Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
2. Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L).
3. Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi,
<7gr% untuk endemis sedang-rendah), pada dewasa
Hb<7gr% atau hematokrit <15%)
4. Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000
parasit /μL di daerah endemis rendah atau > 5% eritrosit
atau 100.0000 parasit /μl di daerah endemis tinggi)
5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
6. Hemoglobinuria
7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)

1. Tatalaksana dengan menggunakan
Artesunat 2.4 mg/kgbb/intravena
Dengan sistem 0, 12, 24. Dilanjutkan dengan ACT- primakuin sesuai jenis plasmodium

Contoh kasus:
2,4 mg/kgbb intravena setiap 24 jam sehari sampai
penderita mampu minum obat.
Contoh perhitungan dosis :
Penderita dengan BB = 50 kg.
Dosis yang diperlukan : 2,4 mg x 50 = 120 mg
1 vial artesunat: 60 mg,
Penderita tersebut membutuhkan 2 vial artesunat
perkali pemberian.
Bila penderita sudah dapat minum obat, maka
pengobatan dilanjutkan dengan regimen DHP atau
ACT lainnya (3 hari) + primakuin (sesuai dengan jenis
plasmodiumnya).

2. Dengan menggunakan KINA
Kina drip bukan merupakan obat pilihan utama untuk
malaria berat. Obat ini diberikan pada daerah yang
tidak tersedia artesunat intramuskular/intravena.
Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina dihidroklorida
25%. Satu ampul berisi 500 mg / 2 ml.
Pemberian kina pada dewasa :
1) loading dose : 20 mg garam/kgbb dilarutkan dalam
500 ml (hati-hati overload cairan) dextrose 5% atau
NaCl 0,9% diberikan selama 4 jam pertama.
2) 4 jam kedua hanya diberikan cairan dextrose 5%
atau NaCl 0,9%.
3) 4 jam berikutnya berikan kina dengan dosis rumatan
10 mg/kgbb dalam larutan 500 ml (hati-hati
overload cairan) dekstrose 5 % atau NaCl.
4) 4 jam selanjutnya, hanya diberikan cairan Dextrose
5% atau NaCl 0,9%.
5) Setelah itu diberikan lagi dosis rumatan seperti di
atas sampai penderita dapat minum kina per-oral
Bila sudah dapat minum obat pemberian kina iv
diganti dengan kina tablet per-oral dengan dosis
10 mg/kgbb/kali diberikan tiap 8 jam. Kina oral
diberikan bersama doksisiklin atau tetrasiklin pada
orang dewasa atau klindamisin pada ibu hamil.
Dosis total kina selama 7 hari dihitung sejak
pemberian kina perinfus yang pertama.
Pemberian kina pada anak :
Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur
< 2 bulan : 6 - 8 mg/kg bb) diencerkan dengan Dekstrosa
5 % atau NaCl 0,9 % sebanyak 5 - 10 cc/kgbb diberikan
selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita
dapat minum obat.

Catatan :
1) Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena
toksik bagi jantung dan dapat menimbulkan kematian.
2) Dosis kina maksimum dewasa : 2.000 mg/hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Obat obat dalam ilmu penyakit dalam

  Fe : ferosfat effervescent Cytodrox Anegrelide Sandimun Hydroxiurea (cytodrox) Gleevec (imatinib) 1x3 tablet Tasigna Rebo z (utk itp) Jurn...