Selasa, 17 November 2020


Real world hematology case

1. Case A

Tn NM

Umur 50 th

Dengan CML

Lab SBB : 

Wbc: 71.710<----70.980

Hb: 10.7 (post transfusi)

PLT:1.497.000 

Terapi saat ini:

Rehidrasi

Hidroxiurea 500mg/8 jam/oral

Agrylin 0.5mg/12jam/oral

Aspilet 80mg 1x1

Case B

Ny. NM 41 th

O: 

TD: 110/70 

N:80x/menit; 

P: 20x/menit; 

S: 37 oC

Anemis tidak ada, ikterik tidak ada

DVS R+0 cmH2O,bunyi pernapasan vesikuler, Ronkhi tidak ada , Wheezing tidak ada

S1/2 murni, reguler,

peristaltik usus normal

hepar dan lien tidak teraba. 

Ascites tidak ada

edema pretibial tidak ada 

Pem penunjang 

Lab (9/7/18) 

wbc 5100

Hb :8.8 HCT: 44.3. Neut :90 HCT :26.2 MCV :87.9 MCH :29.5, PLT: 3000, 

Neut 21.4, lymph :69.6 mono :8 eo :1 baso 0 

got :28 gpt 83 ur 18 cr :0.7

A Anemia aplastik

R/

Nacl 0.9% 20 tpm

Prednison 5 mg 30-0-30

Maxiliv 1 tb/24jam/oral

Post transfusi 1 unit prc dan 8 unit TC, rencana  transf prc unit ke dua

Case C

1. Ny. J 64 thn room 3.24

S: keluhan Lemas berkurang. Mata dan Badan kekuningan berkurang. riw.perdarahan tak ada.

O: 

TD 130/70 mmHg

N 84x/mnt

P 20x/mnt

S 36,6 C


Konjungtiva anemis ada, sklera ikterus ada

limfadenopati tak ada

Thorax ronchi dan wheezing tdk ada

Abdomen peristaltik kesan normal,  hepar dan lien tak teraba

Ekstremitas edema tdk ada

Lab (24-8-18)-->27/8/2018

WBC 13.600-->11.200

Hb 3.8--->8.7

Plt: 165.000-->146.000

Neut:71.2-->93.1

PT 10.9

APTT 23.2

INR 1.02

SGOT 37

SGPT 18

ALP 127

GGT 174

Bil.total 4.6--->4.05

Bil.direk 2 1--->1.6

Ur 17

Cr 0.6

Na 147

K 3.3

Hbsag dan anti HCV : non reaktif

Coomb test +4

Urinalisa: bilirubin +1, nitrit positif

Foto thorax : 

- cardiomegali

- dilatasi et elongasi aorta

USG abd: 

- splenomegali

ADT: anemia normositik normoktom susp.kausa anemia hemolitik

Assessment :

- anemia hemolitik autoimun

- Hipertensi

Plan: 

- metil prednisolon 125 mg/12jam/iv (6)--> metilprednisolon 16 mg/12jam/oral

- omeprazole 20 mg/12jam/oral.

Case D

1.  Tn. S/ 52 thn/ room 4.3.6

S: lemas, demam, dan perdarahan tak ada

riw.dilakukan BMP januari 2018

riw.HT dan DM tak ada

riw.konsumsi sandimun sejak 9 bln lalu

O: anemis dan ikterik tak ada

BP vesikuler, ronchi dan wheezing tak ada

BJ I /II reguler

Abdomen cembung, hepar lien tak teraba

udem tungkai tak ada


Lab 24-8-18

wbc 19.740-> 17.370

hb 8.2->9.3

PLT 67000->45.000

ANC 1420

Monosit 64.7->69.3%


BMP 12/1/18: chronic mielomonositik leukemia


ADT 24/8/18: 

eritrosit: normositik normokrom, anisositosis, ovalosit ada.

leukosit: jumlah meningkat, PMN> limfosit, banyak ditemukan sel-sel myeloblast, myeloblas> 20%

trombosit jumlah menurun, morfologi normal

kesan: susp.AML


A: susp.AML


P:

Rencana BMP 

Case E

 Ny. NM /kamar 6/3/6

S: lemas. Mimisan dan perdarahan gusi tidak ada. riwayat abortus spontan 2 minggu lalu. Terakhir perdarahan disertai bercak minggu lalu, minggu ini sudah tidak ada.

Bab : biasa

BAK: kuning lancar

O: tensi 120/70 mmHg

    Nadi: 80x/min

     Napas: 20x/min

     Suhu: 36.7

Anemis ada, ikterus tidak ada

Bp: vesikuler, rhonki tidak ada, wheezinh tidak

Abd: peristaltik ada kesan normal

        Splenomegali sch 3

Ekstr: udem tungkai tidak ada

Lab 26/7/2018

Wbc: 51.500-->30.000

Hb: 3.0--4.0 gr/dl

Plt: 9.000---> 4.000

MCV: 91.2

MCHC: 32.3

Neut: 37.17

Lymp: 8.08

Monosit: 6.16

BMP: CML fase kronik


A: Chronic myeloid leukemia

P: 

Ondansetron 4 mg/12jam/intravena

Gleevec 2 tab/12jam/oral 

Tunggu hasil kontrol DR post 4 unit dan TC 8 unit

Riwyat cek BCR-ABL positif


Selasa, 27 Oktober 2020

 kardiovaskuler

1. Laki-laki berusia 65 tahun mengeluh beberapa minggu mengalami sesak yang memburuk. Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat saat sedang menaiki tangga, disertai sakit kepala, sesak di malam hari dan tidur dengan 3 bantal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan vena jugularis 5+4 cm H2O, murmur mid-sistolik grade 4/6 pada proyeksi katup di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar ke sekitar klavikula, aksila, dan leher serta edema pitting kedua pretibial.

Kemungkinan penyebab gagal jantung pada pasien ini adalah:

A. Stenosis aorta

B. Regurgitasi aorta

C. Stenosis pulmonal

D. Regurgitasi pulmonal

E. Atrial Septal Defect (ASD) 


Berdasarkan gambar : maka ics II parasternalis kiri adalah katup pulmonal.

Katup pulmonal posisinya diatas, bila sistol maka katup terbuka agar aliran darah masuk ke vena pulmonal. Sehingga bila terjadi bising maka bisingnya saat sistol kemungkinan melalui celah sempit--> stenosis


2. Laki-laki berusia 57 tahun mengeluh beberapa minggu mengalami sesak yang memburuk. Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat saat sedang menaiki tangga, disertai sakit kepala, sesak di malam hari dan tidur dengan 2-3 bantal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, N100x/menit, P26x/menit, S36.7°C tekanan vena jugularis 5+3 cm H2O, murmur mid-sistolik grade 3/6 pada proyeksi katup di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar ke sekitar klavikula, aksila, dan leher serta edema pitting kedua pretibial.

Pada pemeriksaan EKG yang dapat ditemukan adalah

A. RAD, P pulmonal, right ventricle strain pattern

b. RAD, P pulmonal, left ventricle strain pattern

c. RAD, P mitral, right ventricle strain pattern

d. LAD, P pulmonal, right ventricle strain pattern

e. LAD, P mitral, left ventricle strain pattern


 

 

Karena stenosis pulmonal maka banyak darah yang tak bisa dialirkan ke truncus pulmonal akibatnya beban balik teresebut menyebabkan RVH  RVH strain dan deviasi aksis ke kanan  dan  pembesaran atrium kanan   ( RAE)

 

3. Seorang wanita, 70 tahun datang ke IGD setelah tidak tidak sadarkan diri saat berolah raga. Pasien sering mengeluhkan nyeri dada dan sesak saat beraktivitas. Riwayat penyakit lain disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pulsus parvus et tardus, murmur 3/6 di parasternal kanan atas, dan S2 yang lemah

Diagnosis yang paling mungkin adalah

A. Regurgitasi aorta

B. Stenosis aorta

C. Regurgitasi mitral

D. Stenosis mitra

E. Prolaps mitral
























4. Seorang laki-laki 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 1 jam sebelum masuk RS. Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Pasien tampak gelisah dan berkeringat dingin. Sesak napas tidak ada. Riwayat hipertensi dan diabetes tidak terkontrol. Pada

 pemeriksaan fisik, didapatkan TD 140/80mmHg, N100x/menit, P20x/menit. DVS R+2,  S1S2 reguler, murmur dan ronki tidak ada. Pada EKG, didapatkan ST elevasi lead II,III,aVF. Pada laboratorium didapatkan peningkatan Trop.I. Pasien lalu direncanakan tindakan fibrinolitik. Manakan kontraindikasi absolut terapi fibrinolitik?

A. Sementara menggunakan obat anti koagulan oral

B. Riwayat TIA (Transient Ischemic Attack) dalam 6 bulan terakhir

C. Riwayat perdarahan intrakranial

D. Hamil

E. Penyakit hati tahap lanjut 

Jawaban: C

DIAGNOSIS ADALAH STEMI INFERIOR KILLIP I onset 1 jam

Stroke hemoragik

Stroke  iskemik dalam 3 bulan kecuali stroke iskemik onset dibawah 3 jam

Neoplasma intrakranial

Diseksi aorta

Perdarahan internal aktif

Luka tertutup kepala atau trauma fasial dalam 3 bulan

Kelainan struktur pembuluh darah otak

MASITA (Malformasi arteri, Stroke iskemik tiga bulan) NODAIN ( Neoplasma otak,  Perdarahan internal akut)  fasialku


RELATIF

- Tensi diatas 180 ( diatas sadel). Se peda 4 ( perdarahan 4 minggu ) tak (terapi  anti koagulan



5. Seorang laki-laki 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam sebelum masuk IGD. Pasien didiagnosis dengan NSTEMI. Keesokan harinya, didapatkan TD 120/80, nadi 50x/menit, jantung dan paru dalam batas normal. Didapatkan perubahan EKG. Manakah EKG yang menjadi indikasi penggunaan pacemaker?

A. Bradikardi

B. AV blok derajat II Mobitz tipe I

C. AV blok derajat I

D. Sinus aritmia

E. AV blok derajat II Mobitz tipe II 

Jawaban: E


 








6. Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin.

Pemeriksaan awal untuk menegakkan diagnosis:

a. ABI

b. Rontgen pedis AP/oblique

c. USG musculoskeletal

d. CTA

MRI Jawaban : A


 



7. Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP tidak meningkat. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin. CRT 10 detik, ABI kanan 0,6. Kiri 0,92.


Tatalaksana pada pasien ini:

A. Berhenti merokok, ticagrelor, atorvastatin, emergency revascularization

B. Cilostazol, ticagrelor, atorvastatin, urgent revascularization

C. Amputasi, aspilet, atorvastatin

D. Berhenti merokok, ticagrelor, atorvastatin, urgent revascularization

Amlodipin, aspilet, emergency revascularization

 Jawaban : A

1,4 : non kompressible

1-1,4 : normal

0,9-1: borderline

< 0,9 : PAD


< 0,9 : PAD


0,8-0.9 : PAD  treat risk factor

0,5-0,8 : MODERATE  BEDAH VASKULER

< 0,5 : SEVERE


 











































8. Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP tidak meningkat. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin. CRT 10 detik, ABI kanan 0,6. Kiri 0,92.

Penyebab kondisi ini:

A. oklusi arteri poplitea

B. Infeksi S aureus

C. Infeksi M tuberculosis pada jaringan otot

D. Defisiensi protein C dan S

Neuropati Jawaban : A


9. Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD RS tipe C dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 2 jam SMRS. Nyeri dirasakan ditimpa beban berat, tembus ke punggung, keringat dingin ada. RPD: hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 8. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP tidak meningkat. ECG STEMI inferior. Jarak ke PCI center 4 jam.

Tatalaksana pada pasien ini:

A. Fibrinolitik, oksigen, primary pci

B. Fibrinolitik, oksigen, rescue pci

C. Nitrat, oksigen, fibrinolitik, routine pci

D. UFH, oksigen, rujuk pci primer

E. UFH, fibrinolitik, rescue pci 

Jawaban : A


 

10. Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak bertambah hebat sejak 1 hari SMRS. Sesak dirasakan sejak 1 bulan terakhir, dipengaruhi aktivitas, lemas, sembab tungkai, batuk malam, bangun malam karena sesak. RPD: hipertensi 15 tahun, DM 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 90/60, nadi 108 bpm, rr 30 per menit, t 36,5, NRS 8. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP 5+4 cmH2O. Ronki basah

halus kedua paru, gallop.

11. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis:

Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis:

A. NT-proBNP

B. Tropinin I

C. CKMB

D. Echocardiografi

E. CTscan kardiak

 Jawaban :

 A/D ok dalam guideline bila NT-Pro BNP/BNP tidak ada di RS langsung Echocardiografi

Bila awal jawabanya A




 

 


 



12. Seorang wanita usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada dengan sesak napas dan sakit ulu hati, nyeri dada akan bertambah berat bila pasien bernapas. Pada pemeriksaan di dapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut jantung 100 kali/menit. Pada pemeriksaan fisik jantung di jumpai friction rub presistolik. Pada pemeriksaan EKG didapatkan elevasi segmen ST dan pada foto thorax didapatkan CTR 58%. Pasien sebelumnya memiliki keluhan yang sama sekitar 3 minggu telah minum indomethasin 150 mg setiap hari akan tetapi nyerinya tak pernah hilang.

Apakah pilihan terapi yang terbaik pada pasien ini adalah:

A. Aspilet 160 mg

B. Prednisolon 60mg/hari

C. Kolkisin 2mg

D. Ibuprofen 1200mg

E. Pungsi perikard 

Jawaban : B


 



 


PERIKARDITIS

-Nyeri dada sebelah kiri bertambah saat menarik napas atau batuk

- fisis : pericardial friction rub

- EKG : ST elevasi

- Foto thoraks : normal atau meningkat



13. Seorang lelaki berusia 40 tahun, datang ke IGD karena nyeri dada seperti ditusuk disertai dengan sesak napas dan sakit di ulu hati. Terdapat keluhan demam, flu, dan mudah lelah 3 hari sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg; denyut jantung 100 kali per menit. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan ronkhi basah halus tidak nyaring di kedua basal paru. Pada pemeriksaan EKG didapatkan T inverted di lead VI-V4 dan pada foto toraks didapatkan CTR 50%.

Berdasarkan data klinis di atas, etiologi infeksi virus tersering penyebab penyakit diatas, kecuali:

A. HIV

B. Mumps

C. Rotavirus

D. Cytomegalovirus

E. Virus Epstein barr 






Diagnosis :MYOCARDITIS

Penyebab :  BAPER ( Bakteri, Protozoa, virus cardiotropik

Lewat virus mekanisme ada dua :  direct toxic atau immune mediated

Autoimmune : pada kasus SLE, sarcoidosis
















 


14. Seorang laki-laki berusia 22 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan sesak napas yang semakin memberat sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 128 kali/menit, frekuensi napas 32 kali/menit, JVP 5+4 cm H2O, pemeriksaan jantung didapatkan thrill, pingang jantung menghilang, opening snap dan murmur diastolik di apeks menjalar ke aksila. Auskultasi paru terdapat ronki basah halus di kedua basal paru

Gejala klini pada kasus diatas paling mungkin disebabkan oleh:

A. Fibrosis dan penebalan daun katup

B. Adanya fusi serta perpanjangan korda

C. Hambatan aliran darah di katup aorta

D. Adanya penambahan masa otot ventrikel kiri

E. Adanya Severe volume overload


Patofisiologi mitral stenosis : Infeksi streptococcus  daun katup  inflamasi depost fibrin  fibrosis

 






























15. Seorang Pria 40 tahun dirawat di IGD dengan Sesak nafas dan nyeri dada sejak 30 menit yang lalu disaat terbangun dari tidur disertai juga keluhan muntah 2x, pusing, sakit kepala, dan keringat dingin. Pemeriksaan Fisik : TD 70/40 mmHg, HR : 64x / menit, RR : 30x/m (cepat dan dalam). Pemeriksaan paru normal. Hasil EKG di jumpai elevasi di lead 2, 3, avf dan ST depresi di lead V1 dan V2 dengan irama sinus dan occasional premature ventricular contractions. foto thorax normal, ekokardiografi menunjukkan left ventricular function normal dan dilatasi ventrikel kanan.

Apa terapi yang diberikan segera mungkin pada pasien diatas dengan hipotensi ?

A. Nitroglicerin Sublingual

B. Dobutamin, 5 mikrogram / Kg per menit

C. Dopamin, 5 mikrogram / Kg per menit

D. Bolus normal salin 1-2 liter

E. Inj. Sulfas Atropin 0,5 mg IV



Diagnosis : STEMI INFERIOR KILLIP  IV onset 30 menit

 Keterangan :


KILLIP I : tidak ada kongesti

KILLIP II : S3, ronki

KILLIP III :Acute pulmonary udema

KILLIP IV : Cardiogenic shock


NO KOROANG ( no kongesti, ronki,Acute pulmoNary Udema, cardioGenic shock)


 


























































 


16. Seorang Pria 60 tahun dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada substernal pada saat beraktivitas. Hasil pemeriksaan fisik : JVP (5+3), Rhonki (+), Wheezing (+), dan terdapat pengerasan S2 di ICS 2 parasternalis sinistra. Pasien diketahui memiliki riwayat TBC 1 tahun yang lalu dan sudah dikatakan sembuh. Hipertensi dan DM tidak ada. Riwayat Asma sejak pasien usia 12 tahun. Merokok (+). Hasil EKG :



















Pemeriksaan apa yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini?

A. Ekokardiografi

B. Ro Thorax PA

C. Kateterisasi jantung kanan

D. ETE

E. CT angiografi 



17. Seorang wanita 56 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas terutama bila aktifitas. Pasien didiagnosa dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventrikular Response. Pemberian warfarin diberikan untuk pencegahan komplikasi tromboemboli dengan target INR adalah :

A. INR 1 dengan rentang antara 0,5– 1,5

B. INR 1,5 dengan rentang antara 1– 2

C. INR 2 dengan rentang antara 1,5– 2,5

D. INR 3 dengan rentang antara 2,5– 3,5

E. INR 2,5 dengan rentang antara 2– 3 



18. Pasien laki-laki, berusia 37 tahun datang kw IGD dengan keluhan berdebar debar, dan oleh dokter telah didiagnosis dengan sindrom Wolff-parkinson White. Pada pemeriksaan fisis, didapatkan TD 85/60 mmHg. Nadi 200x/menit dengan gambaran EKG Takikardia, ireguler, Wide-complex. Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien diatas adalah?

A. Digoxin

B. Amiodaron

C. Propranolol

D. Verapamil

E. Cardioversi

     




19. Seorang laki-laki berusia48 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas disertai berdebar- debar 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien tampak gelisah dan berkeringat dingin. Tidak didapatkan keluhan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, denyut jantung 124x/menit. Gambaran EKG sebagai berikut:

Apa penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini?


 


A. Amiodaron 600 mg bolus

B. Adenosin 6 mg bolus lanjut 12 mg

C. Verapamil drip kontinyu

D. Vagal manuver

E. Kardioversi synchronized mulai 50 joule 

Jawaban : E


Cara Hapal NARELISA : Narrow reguler 50-100 joule

                   NAISA Mencari DUDA: Narrow Irreguler selalu mencari seratus 20 puluh dua ratus joule

WIRA SAJA: wide reguler 100 joule 


ADENOSINE : Aku dulu 6 mg dosis kedua selosin (12)

 



20. Seorang wanita berusia 39 tahun dengan riwayat kebiasaan merokok dating dengan nyeri dada dan dyspnea. echocardiogram awal menunjukkan efusi pericardial sirkumferensial besar dengan kolaps ventrikel kanan. Dia menjalani perikardiocentesis dengan mengeluarkan 400cc cairan berwarna jerami. Hasil Sitopatologi ditemukan banyak sel-sel inflamasi tanpa sel-sel ganas. Marker virus negatif. Pencitraan resonansi magnetik jantung setelah pericardiocentesis mengarah kepada peradangan pericardial yang sedang berlangsung. Pasien ini awalnya diobati dengan obat anti-inflamasi nonsteroid dosis tinggi dan colchicine. Jika pasien merespon terhadap terapi, berapa lama terapi colchicine harus dilanjutkan?

A. Sampai gejala mereda

B. 5 hari

C. 7-10 hari

D. 2-3 minggu

E. 3 bulan 

Jawaban : E


21. Seorang laki-laki usia 43 tahun datang dengan keluhan demam, menggigil, sesak nafas, batuk, nyeri dada. Kesadaran CM, TD 130/90 mmHg, N 108, RR 26x/menit, T 38,8 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan murmur pada katup mitral. Setelah dilakukan kultur darah didapatkan mikroorganisme yang sama secara konsisten pada 2 kultur darah terpisah. Dari pemeriksaan Ekokardiografi didapatkan vegetasi. Diagnosa yang mungkin untuk kasus ini adalah

A. Perikarditis

B. Miokarditis

C. Endokarditis

D. Demam Rematik

E. Atrial Myxoma

 Jawaban : C


Diagnosis endokarditis :

Major criteria  B : Blood culture,  Echo evidence of vegetation

Minor  JOANO FARC  J; Janeway lesion; O: Osler node;  A : aneurysm;  N : Nephritis ; F: fever ; A: Arterial emboli; R : Roth Spot ; C; Culture postitve doesnt meant criteria

 

TERDIAGNOSIS IE : 2 kriteria mayor

1 mayor 3 minor

5 minor


  




22. Seorang Laki-laki berusia 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, dada berdebar- debar, nyeri dada sejak 8 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, Tekanan darah 150/90, denyut jantung 144x/menit, dengan irama irregular. Batas jantung kiri 2 cm lateral garis midklavicula kiri, pinggang jantung menghilang, murmur pansistolik grade IV/VI, punctum maximum di apeks dengan penjalaran kelateral. Dari EKG didapatkan kesan AF RVR Berdasarkan data klinis di atas, penatalaksanaan yang paling mungkin adalah

A. Defibrilasi

B. Pemberian Bolus Amiodaron 150 mg dilanjutkan drip amiodaron 1 mg/menit dalam 6 jam pertama

C. Kardioversi Elektrik

D. Pemberian digitalis cepat

Pemberian trombolitik yang dilanjutkan dengan kardioversi



Tekanan darah 150/90 : Hipertensi 

Denyut jantung             :144x/menit, dengan irama irregular (narrow irreguler) AF RVR

Batas jantung kiri 2 cm lateral garis midklavicula kiri, pinggang jantung menghilang : cardiomegali

murmur pansistolik grade IV/VI, punctum maximum di apeks dengan penjalaran kelateral.: Mitral insuffisiensi


  






 




DEFINISI BARU AF (ESC 2020)


AF : supraventricular aritmia yang ditandai dengan :

        Jarak R-R irreguler, tidak ada P yang jelas, aktivasi  atrium yang ireguler

AF klinis : Af dengan/tanpa gejala dibuktikan dengan EKG (minimal waktu ekg 30 detik terhadap diagnosis)

AHRE (atrial high rate episode), AF subklinis  : keadaan dimana pasien tidak memiliki gejala berkaitan dengan AF dan tidak ada bukti AF dari ekg sebelumnya atau tidak ada tracing EKG

AHRE : 




 




23. Seorang pasien usia 40 tahun yang memiliki riwayat penyalah gunaan norkoba jarum suntik akan menjalani posedur gigi yang beresiko. Pasien alergi terhadap penisilin dan ampisilin. Rekomendasi obat untuk profilaksis endokarditis yang diberikan adalah?

A. Klindamisin 600 mg po diberikan 30 menit sebelum tindakan

B. Klindamisin 600 mg po diberikan 60 menit setelah tindakan

C. Cotrimoksazol 960 mg po diberikan 30 menit sebelum tindakan

D. Cotrimoksazol 960 mg po diberikan 60 menit setelah tindakan

Cotrimoksazol 960 mg po diberikan 60 menit sebelum tindakan Jawaban : A



 


INDIKASI PROFILAKSIS

-IE sebelumnya

-Penggunaan katup prostetic

- Cyanotic HD


Intermediete : rieayat demam rematik, segala bentuk penyakit katup

AB profilaksis : bila prosedur tersebut melakukan manipulasi gusi atau periapical



24. Seorang wanita usia 37 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri yang tajam, bertambah nyeri jika bernafas, batuk dan menelan. Tanda vital didapatkan TD 140/90 mmHg, N 94 x/menit, RR 20 x/menit, T 36,6 C. Dari pemeriksaan fisik jvp 5-2 cmH20, jantung friction rub (+). Dari hasil EKG didapatkan elevasi segmen ST. Pasien lalu dilakukan pemeriksaan echocardiography. Hasil yang diharapakan jika dilakukan echocardiography?

A. Adanya efusi pericard

B. Kontraktilitas ventrikel kiri terganggu

C. Adanya gangguan katup

D. Adanya SEC



25. Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas dan sakit ulu hati, nyeri dada bertambah berat bila pasien bernapas. Pada pemeriksaan keadaan umum  didapatkan  tekanan  darah  110/70  mmHg,  denyut  jantung  100  kali/menit.  Pada pemeriksaan    fisik    jantung    di    jumpai    friction    rub    presistolik.    Pada   pemeriksaanelektrokardiografi.didapatkan:

 

Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya dan dirawat pada 1 bulan yang lalu. Pilihan terapi pada pasien ini saat ini adalah:

A. Isosorbid dinitrat 5 mg sublingunal

B. Prednisolon 60 mg/hari PO

C. Kolkisin 2 mg

D. Ibuprofen 1200 mg

E. Pungsi perikard 

F. Jawaban : C

 






26. Pasien wanita 60 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat sejak 3 hari terakhir. Pasien nyaman tidur dengan 3 bantal tersusun tinggi. Pasien sudah diketahui gagal jantung sejak 4 tahun yang lalu. Pasien selama ini mendapatkan obat rutin aspilet 1 x 80 mg, ramipril 1 x 2,5 mg, bisoprolol 1 x 2,5 mg, spironolakton 1 x 12,5mg, simvastatin 1 x 10 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, Nadi 66 x/menit, ronki basah halus di basal kedua paru, edema tungkai. EKG normal sinus rhythm dengan slow R wave progression. Pasien lalu menjalani ekokardiografi didapatkan EF: 28%.

Tatalaksana pasien saat rawat jalan adalah:

A. Tambahkan digoksin

B. Cardiac implantable device

C. c, Tambahkan Ivabradin

D. Tambahkan dosis bisoprolol hingga 5 mg jika dapat ditoleransi

E. Ganti ramipril dan spironolakton dengan sacubitril dan valsartan

 Jawaban : E


 



27. Seorang wanita 28 th dengan riwayat SLE datang kontrol ke poliklinik penyakit  dalam  dengan keluhan nyeri dada substernal, terasa lebih nyeri saat menarik nafas dan batuk, dan berkurang jika membungkuk ke depan sejak 2 minggu yang lalu, dan semakin bertambah berat sejak kemarin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, Nadi 98 kali/menit, respirasi 26 kali per menit, temp 37.5 °C, dan ditemukan adanya fiction rub. Pada echocardiografi ditermukan adanya efusi perikard pocketed, sebanyak 50 cc. Pasien sudah mendapatkan terapi Indometasi 150 mg per hari sejak 2 minggu sebelumnya. Apakah tata laksana yang diperlukan pada pasien tersebut?

A. Lanjutkan Indometasi 150 mg/hari sampai dengan 6 minggu

B. Perikardiosintesis

C. Ditamhakan Azatiophrine 50 mg/hari, dan prednisolon 40 mg/hari

D. Ditambahkan hidroksi kloroquin 200 mg/hari dan prednison 10 mg/hari

E. Ditambahkan prednison 60 mg/hari


Diagnosis : pericarditis dengan SLE/Pericarditis SLE pericarditis SLE  pocketed

Terapi First line Indometacin 100-150mg/hari/salisilat 1 gr tiap 4 jam

                Second line Hidroxichloroquin 200 mg/kloroquin 250mg/24 jam/oral + prednison 2,5mg-10mg





28. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas. Terdapat riwayat batuk lama dan pengobatan inhaler lama. Pada pemeriksaan fisik distensi vena jugularis, gallop, hepatomegali, dan edema tungkai minimal. Pada auskultasi terdapat wheezing di kedua lapang paru.

Pada pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan:

















 

Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 15 g/dl, Ht 58%, leukosit 5.000/mm3, trombosit 480.000/mm3. Analis gas darah pH 7,26, HCO3 18, pO2 59, pCO2 45, SO2 89%. Apa kemungkinan diagnosis pasien di atas:

A. Emboli paru

B. Cor pulmonal

C. Penyakit paru obstruktif kronik

D. Asma bronkhiale

Edema paru Jawaban : B 


EKG : irama sinus, reguler, Heart rate 100 kali/menit, normoaxis, PR interval 0,12 detik, QRS complex  0,04 second, ST depresi lead v1-v4, RVH

Kesan: 

AGD : asidosis respiratorik  PPOK

PPOK menyebabkan gagal jantung kanan  cor pulmonale




 


  

 






Jadi gambaran EKG seharusnya gambaran EKG RVH

- Axis : RAD

- RVH


29. Laki-laki berusia 35 tahun mengeluh 8 hari ini mengalami nyeri dada kiri, seperti ditimpa beban berat, menembus sampai ke belakang, berkurang dengan istirahat. Keluhan disertai demam, nyeri sendi. Penurunan berat badan dalam 6 bulan ini sebanyak 20 kg. IMT 15 kg/ m2. Pasien riwayat narkoba suntik. Dan Didapatkan kandidosis oral. Pada Pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi difus dengan disertai T inversi QTC 450 msec.

Kemungkinan penyebab penyakit pada pasien ini adalah:

A. Demam Rematik akut

B. Endokarditis infektif

C. Miokarditis viral

D. Perikarditis konstriktiva



30. Seorang wanita, 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan deamam menggigil, nyeri dada kiri , nyeri sendi. Pasien 2 minggu yang lalu baru saja melalukan operasi MVR. mual dan muntah. Pada pemeriksaan Fisik didapatkan bintik-bintik merah pada kulit dan telapak tangan dan kaki (janeway lesion). murmur holosistolik yang memberat ketika inspirasi pada parastrenalis kiri. Pada funduskopi didapatkan perdarahan retina (roth Spoth) Pada Pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi difus dengan tanpa disertai T inversi. Rheumatoid Factor +. Echocardiografi : vegetasi katup +. Pasien alergi amoxcicillin.

Tatalaksana antibiotika yang tepat pada pasien ini adalah

A. Ceftriaxon 2G / 24 jam IV 2 minggu

B. Streptomycin 2G/ 24 jam IM 5 minggu

C. Clindamycin 600 mg oral / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu

D. Vancomycin 30 mg/ kgBB IV / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu

Ceftriaxon 2G / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu Jawaban : D




 




31. Seorang wanita 22 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada kiri sejak 5 hari SMRS.

. Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Riwayat lupus. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 110/60mmHg, N895x/menit, P23x/menit. JVP 5 +0 cm H2O. Ekokardiografi : efusi perikardiu m. Pasien sudah 2 x menjalani perikardiosentesis.

Tatalaksana tambahan selain steroid yang tepat yang dapat memperbaiki efusi perikardium pada kasus diatas

A. Siklosporin 1x 50 mg po

B. MMF 1x 180 mg po

C. Hydroxychloroquin 1x 300 mg po D Azatiporin 1x 50 mg po.

E. Kolkisin 1 mg / hari.

Jawaban : E


31. Laki-laki berusia 45 tahun mengeluh sesak memberat sejak 3 minggu. Pasien juga mengalami keluhan badan terasa lemas, dan nyeri dada seperti ditindih benda berat. Sesak membuat pasien terbangun di malam hari dan tidur dengan 3 bantal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan sens cm, TD 140/90 mmHg, nadi 100 x/menit RR 28x/menit. Pemeriksaan tekanan vena jugularis 5+2 cm H2O, murmur diastolic rumble grade 3/6 pada proyeksi katup di 2 jari lateral LMC sinistra ICS 6, serta edema pitting kedua pretibial.

Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah:

A. Pemberian aspirin sebaiknya dipakai bila disertai dengan fibrilasi atrium

B. Pemberian digitalis dapat diberikan bila iramanya sinus

C. Pemberian antikoagulan warfarin sebaiknya dipakai bila disertai fibrilasi atrium

D. Diberikan oksigen dengan NRM 10 l/menit

Dapat diberikan dua antiplatelet untuk mengatasi nyeri dada pasien tersebut 

Jawaban : C

Diagnosis : MS + CHF


 


32. Seorang wanita 22 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada kiri sejak 5 hari SMRS. Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Pasien tampak gelisah dan berkeringat dingin. Riwayat lupus. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 90/60mmHg, N55x/menit, P24x/menit. Pulsus paradoksus dan alternans.  JVP 5 +2 cm H2O ??? Ekokardiografi: swinging heart.

Tatalaksana yang tepat pada kasus diatas

A. Trasesofageal Echocardiografi

B. Berikan Kristaloid 500 cc IVFD

C. Segera lakukan Perikardiosentesis dengan covering vasopresor.

D. Segera intubasi.

E. Sulfas atropin 2 mg IV

Tamponade Jantung : trias BECK

Hj. Bujangan ( Hipotensi, Jugular vein meningkat, Bunyijantung menghilang?menjauh)


 




 


 


 




33. Laki-laki 44 tahun, baru saja didiagnosis terinfeksi HIV, dating ke poliklinik penyakit dalam dengan sesak nafas. Pasien menjelaskan bahwa ia mudah lelah sejak 2 bulan yang terakhir dan sesak ketika melakukan aktifitas. CD4 pasien ini adalah 500 sel/mm 3 dan aat ini pasien dalam pengobatan ARV (anti retro viral). Pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan jantung membesar dengan LVEF 15% dan efusi perikard ringan.

Penyebab yang paling mungkin dari kondisi gagal jantung pada pasien ini adalah

A. Penyakit jantung koroner akan terakselerasi pada pasien dengan HIV/AIDS 

B. Terapi protease inhibitor berhubungan dengan meningkatnya risiko infark miokard 

C. HIV menyebabkan kardiomiopati dilatasi melalui infeksi pada sel-sel miokardial 

D. Tamponade pericardium adalah manifestasi jantung paling sering terjadi pada pasien HIV/AIDS

E. Pada penyakit dengan HIV/AIDS, disfungsi ventrikel kiri hanya mempengaruhi sedikit angka kematian


34. Seorang perokok penderita diabetes berumur 62 tahun tiba di rumah sakit lokal setelah 1 jam mengalami nyeri dada menekan kontinu. Vital sign: HR 80x/menit, TD 126/78 mmHg, RR 18x/menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan jugular vein distention, namun paru-paru bersih, dan tak ada gallop S3. Pasien mengalami stroke kardioemboli 3 tahun yang lalu dengan gejala sisa lemah anggota gerak kiri. EKG pasien sebagai berikut:

Tindakan selanjutnya yang paling tepat adalah : 

a. Trombolitik 

b. Ekokardiografi 

c. Heparin bolus 80 IU/kgBB dilanjutkan drip 18 IU/kgBB/jam 

d. Primary percutaneous coronary intervention 

e. Rescue percutaneous coronary intervention


Kamis, 24 September 2020

Sabtu, 19 September 2020

 WIRID AS-SAKRAN


Manfaat Wird Sakran dan Rahasia dari Ulama Ba'alawi (Ahl Bayt) 

Saat ini adalah waktunya Dajjal dan Jin akan datang dari laut dan Sihir akan meningkat ..

Perkataan di atas dikatakan oleh Habib Kazim dalam perjalanannya ke Australia, beliau memerintahkan untuk Membaca Wird Sakran sebagai Perlindungan.

Saya diberitahu oleh seorang Ahlul Khashf bahwa Wird ini dibaca 3 kali dan lebih baik 7 kali sehari dan untuk Sihr 21 kali (sepanjang) hari, selama 7 Hari untuk membuang Aura Energi Negatif yang banyak memgelilingi orang lain, bagai sebuah penghalang yang seolah-olah ditempatkan di sekitar mereka. Sehingga mereka tidak bisa maju dalan urusan dunia dan akhirat. 

Wird ini menghapusnya Insya Allah bi idhnillah..

 Wirid Sakran itu hawanya panas, untuk pemula jangan lebih dari 3x dalam sehari membacanya. Dan diimbangi dengan memperbanyak makanan yang pahit-pahit, mengurangi garam.

Pada kalimat Suurun membuat isyarat dengan jari/tangan melingkari tubuh kita seolah-olah kita sedang membuat sebuah benteng tidak tertembus.

Bismillah, Ajaztukum
Biniati Li Ridhoillah Ta'alal-Karimil-Mannanil-Mutafdhilir-Rahmanir-Rahim..

Untuk mengamalalkan sebelum membaca wird assakron ini terlebih dahulu hadiah fatikhah kepada Rosulullah wa ahli baytihi..
Nabiyullah khidhir as.
Al imam Ali bin abu bakar as sakron

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اللّهُمَّ إِنِّى أَحْتَطْتُ بِدَرْبِ اللهِ, طُولُهُ مَاشَاءَ اللهُ, قُفْلُهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, بَابُهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ, صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, سَقْفُهُ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ,

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alloohumma inni ahtath-tu bidarkillaah, thuuluhuu maa syaa-Allooh, qufluhuu laa ilaaha illallooh, baabuhuu muhammadur-rasuulullooh shallalloohu ‘alaihi wasallam, saqfuhuu laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim.
ة ةة
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ya Allah! Sungguh aku mengelilingi (rumahku) dengan penjagaan Allah. Panjangnya ‘Maa syaa-Alloh’ (sesuatu yang dikehendaki Allah). Kuncinya ‘Laa ilaaha illallooh’ (tiada tuhan selain Allah). Pintunya ‘Muhammadur-rasuululloh, shallalloohu ‘alaihi wasallam’ (Mu-hammad adalah utusan Allah saw). Atapnya ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhim’ (tiada daya dan tiada kekuatan selain dengan pertolongan Allah Yang maha Tinggi lagi Maha Agung).

أَحاط بِنَا مِنْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ .مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ. (3 × )

Ahaatha binaa min : Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Ar-rahmaanir-rahiim, maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinas-shiraathal mustaqiim. Shiraathalladziina an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh-dhaalliin. (Dibaca 3 x)

Artinya : Semoga Allah melindungi/mengelilingi kami dengan perantaraan (bacaan surat al-Fatihah) “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penya-yang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”(QS al-Fatihah : 1-7).

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ, لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَ لاَ نَوْمٌ, لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ, مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ, يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ, وَ لاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ, وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ, وَ لاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ.

Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum. Laa ta’khudzuhuu sinatun walaa nauum. Lahuu maa fis-samaawaati wamaa fil ardhi, man dzalladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi-idznih. Ya’lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum walaa yuhiithuuna bisyai-in min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a, wasi’a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardha walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim.

Artinya : “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS al-Baqarah : 255).

بِنَا اسْتَدَارَتْ كَمَا اسْتَدَارَتِ الْمَلاَئِكَةُ بِمَدِيْنَةِ الرَّسُولِ بِلاَ خَنْدَقٍ وَلاَ سُوْرٍ, مِنْ كُلِّ قَدَرٍ مَقْدُورٍ, وَحَذَرٍ مَحْذُورٍ, وَ مِنْ جَمِيْعِ الشُّرُورِ, تَتَرَّسْنَا بِاللهِ (3×) مِنْ عَدُوِّنَا وَعَدُوِّ الله, مِنْ سَاقِ عَرْشِ اللهِ, إِلَى قَاعِ أَرْضِ الله, بِمِائَةِ اَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ, عَزِيْمَتُهُ لاَ تَنْشَقُّ  بِمِائَةِ اَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ, صَنْعَتُهُ لاَ تَنْقَطِعُ بِمِائَةِ اَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

Binastadaarat kamastadaaratil malaa-ikatu bi madiinatir-rasuuli bilaa khandaqin walaa suurin, min kulli qadarin maqduurin, wahadzarin mahdzuurin. wamin jamii’is-syuruur. Tatarrasnaa billaahi (dibaca 3 x). Min ‘aduwwinaa wa’aduw-willaah, min saaqi ‘arsyillaah, ilaa qaa’i ardhillaah, bimi-ati alfi alfi alfi laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. ‘Aziimatuhuu laa tansyaqqu bimi-ati alfi alfi alfi laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. Shan’atuhuu laa tanfa’u bimi-ati alfi alfi alfi laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. 

Artinya : Kami terlindungi, sebagaimana para malaikat yang melindungi kota Rasulullah (Madinah) denghan tanpa parit dan benteng, dari setiap kekuatan yang ditentukan, dari kewaspadaan yang perlu diwas-padai, dari semua keburukan. Kami hanya berpe-risaikan dengan Allah. Dari musuh kami dan musuh Allah, dari penjaga ‘arasy-nya Allah, ke dasar bawah bumi Allah, berkat seratus juta ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim’. Jimatnya tidak retak, berkat seratus juta ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim’. Pekerjaannya tidak terputus berkat seratus juta ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim’.

اَللَّهُمَّ إِنْ أَحَدٌ أَرَادَنِى بِسُوءٍ مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ وَالْوُحُوشِ مِنْ بَشَرٍ أَوْشَيْطَانٍ أَوْسُلْطَانٍ أَوْ وَسْوَاسٍ, فَارْدُدْ نَظَرَهُمْ  فِى انْتِكَاسٍ, وَقُلُوبِهِمْ فِى وَسْوَاسٍ, وَ أَيْدِيْهِمْ فِى إِفْلاَسٍ, وَأَوْبِقْهُمْ مِنَ الرِّجْلِ إِلَى الرَّأْسِ, لاَ فِى سَهْلٍ يَجْدَعُ, وَلاَ فِى جَبَلٍ يَطْلَعُ, بِمِائَةِ اَلْفِ اَلْفِ اَلْفِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Alloohumma in ahadun araadanii bisuu-in minal jinni wal insi wal wuhuusyi, min basyarin au syaithaanin au sulthaanin au waswaasin, fardud nazharahum fintikaasin, waquluubuhum fii waswaasin, wa aidiyahum fii iflasin, wa aubiqhum minar-rijli ilar-ra’si, laa fii sahlin yajda’u, walaa fii jabalin yathla’u, bimi-ati alfi alfi alfi laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim.  Washallalloohu ‘alaa sayyidinaa muham-madin wa aalihii washahbihii wasallam.

Artinya : Ya Allah! Jika seseorang ingin berbuat jahat kepadaku, baik dari kalangan jin, manusia, maupun binatang buas, baik dari manusia, syetan, penguasa (zhalim), maupun bisikan jahat, maka kembalikan pandangan (pikiran) mereka dalam keadaan terjung-kir, hati mereka dalam keragu-raguan, tangan-tangan mereka dalam keadaan gagal (tak bisa berbuat banyak), hancurkan/hinakan mereka dari kaki sampai kepalanya, tak mampu memotong (mengalahkan /berjalan) di tanah datar dan tidak mampu memanjat di gunung, berkat beratus-ratus juta ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim’.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan Allah kepada junjungan kita, Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.


Teks Doa diambil dari kitab asli berbahasa arab : "Khulashoh Syawariq al-Anwar" (KSA), tulisan Prof. DR. Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani


© WIRID HIZIB AS SAKRAN
Silahkan di bagikan,semoga menjadi amal kebaikan. BACA SELENGKAPNYA>> https://www.aswaja.online/2019/10/wirid-hizib-as-sakran.html?m=1

Senin, 14 September 2020

Tatalaksana koagulopati pada covid 19

 KLASIFIKASI KLINIK COVID-19  

Klasifikasi COVID-19 sangat penting karena komplikasi terkait koagulopati sangat tergantung dari stadium klinik ini. Klasifikasi klinik COVID-19 menggunakan kriteria:

Ringan : gejala klinis ringan, tidak ada konsolidasi atau pneumonia dari pemeriksaan radiologi paru. 

Moderat : Terdapat demam dan gejala respiratorik, dan pneumoia dari pemeriksaan radiologi paru. 

Berat : pasien dengan salah satu kondisi berikut ini: distres respirasi dengan laju pernapasan ≥ 30 x/menit; SpO2 ≤ 93%; PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg.

Sakit kritis : pasien dengan gagal nafas yang membutuhkan support ventilator mekanik; syok; gagal organ yang memerlukan perawatan intensive care unit (ICU) 


PATOGENESIS KOAGULOPATI 

Pasien COVID-19 berada dalam kondisi hiperkoaguabilitas, terutama kasus berat dan sakit kritis. Patogenesis hiperkoagulabilitas pada COVID-19 diperkirakan karena inflamasi sistemik dan gangguan endotel yang menyebabkan hiperkoagulabilitas.

 Triad Virchow merupakan inti dari 

patogenesis terjadinya trombosis, yaitu:

A. Kerusakan endotel : Terdapat bukti kuat adanya invasi SARS-CoV2 ke endotel yang memiliki reseptor ACE-2 yang cukup banyak.Mediator inflamasi yang terjadi akibat respon inflamasi sistemik seperti interleukin-6 dan reaktan fase akut lainnya menyebabkan kerusakan endotel pasien COVID-19.

B. Stasis vena: Imobilisasi yang lama terutama pada pasien rawat inap dan kritis menyebabkan stasis pada pembuluh darah. Penggunaan PEEP yang tinggi pada pasien ARDS COVID-19 dapat meningkatkan tekanan intratoraks dan stasis aliran darah.

Kondisi hiperkoagulabilitas: Penelitian menunjukkan peningkatan faktor prothrombotik pada pasien COVID-19 seperti faktor VIII; von Willebrand factor, fibrinogen; mikropartikel prothrombotik; dan neutrophils extracellular traps (NETs).

Pemeriksaan tromboelastografi pasien COVID-19 juga terjadi

perubahan trace hypercoagulable dan hiperreaktivitas trombosit.

PETANDA KOAGULASI PADA COVID-19 SAAT ADMISI DAN MONITORING 

Salah satu temuan laboratorium pada pasien rawat inap COVID-19 adalah peningkatan D-dimer. D-dimer ≥ 0.5 mg/L terjadi pada 46.5% pasien dengan pembagian 43% pada penyakit non-severe dan 60% pada penyakit severe.

Pada penelitian yang khusus menilai parameter koagulasi, peningkatan D-dimer merupakan salah satu prediktor mortalitas: D-dimer rerata 2.12 mg/L (rentang 0.77-5.27 mg/L) pada non-survivor, sementara pada survivor 0.61 ng/L (rentang 0.35-1.29 ng/L), sedangkan nilai normalnya <0.5 ng/L.4 Hu

melaporkan bahwa kadar D-dimer pasien yang membutuhkan ICU lebih tinggi 

(median 2.4 [0.6-14.4 mg/L] dibandingkan pasien yang rawat inap non-ICU 

(median 0.5 [0.3-0.8, p=0.0042]). Oleh karena alasan tersebut, pasien dengan peningkatan D-dimer saat admisi (peningkatan  2-3 kali nilai normal) harus menjadi salah satu indikasi perawatan di rumah sakit karena menandakan peningkatan aktivasi koagulasi.

Pemeriksaan koagulasi lain pada pasien kritis adalah prothrombin time (PT) dan trombosit. PT juga memanjang secara moderat padanonsurvivor  pada  saat  admisi  [15.5  detik  pada  no survivor]. 

Trombositopenia  juga  merupakan  salah  satu  indikator  mortalitas  sepsis namun  bukan  karakteristik  pasien  COVID19.  Pada  peneliti an  yang  diterbitkan  di Lancet,  trombosit  <100.000/uL  hanya  ditemukan  pada  5%  pasien  dan  tidak berbeda antara  mereka  yang  memerlukan  perawatan  ICU  atau  tidak. Trombositopenia  memang  berhubungan peningkatan  risiko  COVID 5.1;  95%  CI  1.8 admisi. 1514.6).

PENATALAKSANAAN KOAGULOPATI PADA COVID-19   

Peningkatan kadar D-dimer berhubungan dengan mortalitas pasien COVID-19, sehingga perlu diberikan tromboprofilaksis dengan LMWH dosis profilaksis pada semua pasien COVID-19 yang rawat inap, jika tidak ada kontraindikasi (risiko perdarahan tinggi, perdarahan aktif, trombosit < 25.000/uL).

Pemakaian LMWH harus dengan pemantauan ketat pada gangguan fungsi ginjal yang berat.

 PT dan aPTT yang abnormal bukan kontraindikasi mutlak terapi heparin.   Keuntungan terapi tromboprofilaksis  telah dibuktikan penelitian dr. Tang dkk. yang melibatkan 449 pasien COVID-19 berat  dimana 99 diantaranya mendapatkan terapi profilaksis heparin (terutama LMWH). Prognosis mortalitas setelah 28 hari tampak lebih baik pada pasien dengan skor SIC ≥ 4 (40% vs. 64.2%, p=0.029) dan D-dimer > 3,0 mg/dL (32.8% vs. 52.4%, p=0.017).

Terapi LMWH memberikan manfaat tambahan dibandingkan antikoagulan lain, karena heparin memiliki efek antiinflamasi.18 Penelitian ini bisa menjadi dasar bahwa sepsis-induced coagulopathy yang ditetapkan dengan skor SIC ≥ 4 (Tabel 1)19 merupakan indikasi pemberian tromboprofilaksis, sepanjang tidak ada kontraindikasi.


SKOR TEV IMPROVE

Faktor risiko dan  Nilai

Riwayat VTE --> 3

Trombofilia--> nilai 2

Paralisis tungkai bawah--> 2

Kanker aktif--> 2

Imobilisasi > 7 hari 1

Rawat di ICU/CCU--> 1

Umur > 60 tahun--> 1

Skor total 12, Interpretasi nilai : 0-1 resiko rendah, 2-3 resiko sedang, > 4 risiko tinggi. IC


 Nutrisi pada coronavirus

Vitamin D

- vitamin D terdapat pada reseptor limfosit T, B, sel dendritik, monosit, makrofag, epitel sel respirasi

- vitamin D memiliki anti infeksi dengan cara memodulasi sistem imun, fungsi fisik sebagai penghalang pada tingkat sel ( menjaga tight junction, gap junction, dan cadherin)

- meningkatkan  imunitas seluler : termasuk peptida antimikrobial

Kadar dalam tubuh : Optimal -->  40-60 ng/ml (100-150 nmol /L), defisiensi <25-30ng/ml

Rekomendasi vitamin D pada covid 19

-  400 - 4000 IU(  10-100 ug/hri) 

- vitamin D  aman meskipun pada dosis tinggi namun sebaiknya dihindari even 

Sumber :

Lanham and new S. A. et  al. (2020)  ‘Vitamin  D  and  SARSNutrition,  Prevention &  Health ,  p. bmjnph2020CoV 000089. Zittermann ,  A. et  al. nmol /L

 Sumber vitamin D

Sumber Vitamin D  (AKG dewasa: 15-20mcg)-Per 100 gram makanan

-Ikanmakarel/kembung –16,8mcg

-Salmon –13,7mcg

-Kuning telur –6,1mcg

-Ikan sarden –4,8mcg

-Susu sapi –1,3 mcg

-Tuna- 1,2mcg

Berjemur pada pukul 9 selama 25 menit,atau antara  pukul 11-13 selama 7,5menit→67,5 mcg perkali*

Pengaruh pajanan sinar ultraviolet Bbersumber dari sinar matahari terhadap konsentrasi vitaminD(25(OH)D) dan hormon paratiroid pada perempuan usial lanjut indonesia. SetiatiS. Acta Med Indones-IndonesJInternMed40(2),78-83;2008.

Jumat, 24 Juli 2020

case GH

Seorang perempuan berusia 45 tahun, datang ke IGD dengan keluhan tiba – tiba sakit kepala yang berat dan pandangan menjadi kabur sejak 12 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 210/160 mmHg; frekuensi nadi 90x/menit; frekuensi nafas 20x/menit; suhu 36,6 C. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 11,2 g/dL; Leukosit 8.300 /uL; trombosit 245.000/uL; ureum 50 mg/dL;kreatinin 1,7 mg/dL. Pasien memiliki riwayat hiprtensi namun tidak rutin kontrol. Terapi farmakologis yang tepat untuk menurunkan tekanan darah pada pasien ini adalah :
a. Drip furosemid 5-10 mg/jam
b. Drip nikardipin 0,5-6 ug/KgBB/mnt
c. Nifedipin 5-10 mg/sublingual diberikan setiap 1-2 jam
d. Captopril 12,-25 mg sublingual diberikan setiap 1-2 jam
e. Klonidin.
Jawaban: B
1. Tentukan diagnosis -->
Diagnosis adalah krisis hipertensi ( memenuhi kriteria TDS sistolik > 180 mmHg
Krisis hipertensi ada 2  yaitu HI MEN ( hipertensi emergency dan Hi Guy  (Hipertensi urgency)
Perbedaan adalah TOD pada HI MEN (target organ damage)--> otak, mata, paru, jantung, ginjal
Pada case diatas TOD adalah otak( ensefalopati) dan mata ( visus kabur kemungkinan retinopati/papiledem)
Jadi diagnosis akhir adalah krisis hipertensi ( hipertensi emergency)
2. Prinsip tatalaksana turunkan tekanan darah secara cepat
Dalam 1 jam : MAP turun maks 25%
Dalam 2-6 jam : TDS < 160 mmHg
Dalam 24 -48 jam: kembali ke tensi normal
Pengecualian pada tiga keadaan yaitu :
Diseksi aorta, eklampsia, dan feokromositoma
Maka TD dalam 1 jam pertama TDS harus < 140 mmHg







3. Pilih modalitas penurun tekanan darah secara cepat






Obat obat dalam ilmu penyakit dalam

  Fe : ferosfat effervescent Cytodrox Anegrelide Sandimun Hydroxiurea (cytodrox) Gleevec (imatinib) 1x3 tablet Tasigna Rebo z (utk itp) Jurn...