Kamis, 10 Oktober 2019

Catatan infeksi tropis

A. Criptococcus
GK kriptokokkus nyeri belakang kepala, kaku kuduk, demam,

Analisa CSF :  tinta india positif
Tatalaksana
Pedoman HIV : Amfo B 0.7 mg/kgbb/hari selama 2 minggu lanjut fluconazole 400 mg 1x1 selama 8-10 minggu

WHO : Amfo B 0.7-1 mg/kgbb/hari + flucytocyn 100mg/kgbb selama 2 minggu lanjut fluconazole 400-800 mg 1x1 selama 8-10 minggu, Amfoterisin --> nefrotoksik

B . Toxoplasma



Pirimetamin dan sulfonamid selama 3 minggu
menyebabkan leukopenia dan trombositopenia sehingga perlu dikombinasi dengan asam folinic atau ragi
Dosis 50-75mg/kgbb/hari selam 3 hari lalu 25 mg/hari selama beberapa minggu
Asam folinic 2-4 mg/kgbb/hari
Sulfonamid 50-100mg/kgbb

Pada BUMIL

Pirimetamin --> KI pada Hamil (teratogenik),

Dosis : Spira 3-3-3 --> 3mg/kgbb terbagi 3 dosis selama 3 minggu  sejak diagnosis ditegakkan sampai kelahiran.

Bagaimana bila bayinya terinfeksi dalam periode kehamilan --> sulfadiazin 4 gram +Pirimetamin + asam folat jika ada bukti bayi terinfeksi saat hamil makan diteruskan hingga persalinan

C. Tetanus
Penyebab : kuman tetanus
Kuman tetanus --> tetanospasmin --> menghambat pengeluaran neurotransmitter inhibisi
Merupakan basil anaerob gram positif, berbentuk drumstick
Tetanospasmin menghambat GABA sehingga neurotransmitter inhibisi tidak bisa berikatan dengan reseptor-->spasme

PRINSIP PENANAGANAN
1.Bersihkan luka
2. Imunoterapi dengan : TIG 500 Sc/IM
    Equine anti tetanus 10.rb-20 rb/IM (hati hati anafilaktoid)
3. Antibiotik : metronidazole 500 mg/6jm/oral or IV selama 7 hari, penicilin 100rb-200 rb IU/kgbb/hari 2-4 dosis.tetra, mskrolid, cotri bisa
4. Kontrol spasme otot ; benzodiazepin 5 mg, lorazepam 2mg

D. Obat cacing dan cacingnya

Albendazole : menghambat ATP
Piratel pamoamATE: ATE (asetilkolin ESterase)--> cacing tidak bergerak -->  paralisis --> mudah dikeluarkan
Peperazin --> GABA --> clorida masuk kedalam otot cacing --> lumpuh
Mebendazole --> menghambat uptake glukosa, dan pembelahan sel

Taenia saginata/T solium --> habis makan daging kurang matang --> mencret
Albendazole ; akulebih rendah dosisnya --> 400 mg 8-30 hari
Mebendazole : 600-1200 mg 3-5 hari
Atau
Paramomisin 75mg/kgbb maksimal 4 gram

E. PCP
Penyebab : pnumocystis jiroveci
Risk factor : CD 4 < 200, atau mendapat imunosupresan
Gejala : demam, batuk tidak produktif, sesak
Etiologi : pnumocystis jiroveci ada dua bentuk, trophic dan cystic

Beta-1-glucan hanya ditemukan pada bentuk trophic
Foto thoraks : infiltrat difus bilateral, atau parahiler

CT scan thoraks : diffuse ground glass pattern

 PCP tidak bisa dikultur, paling baik dengan BAL atau dengan PCR


F. Trypanosomiasis

Trypanozoma ada 3 spesies yaitu : T Cruzi ( amerika),  (T brucei dan gambiensi (afrika) menyebabkan sleep sickness dengan vektor lalat Tse Tse)
Trypanozoma cruzi disebabkan oleh serangga triatomin setelah tergigit akan menimbulkan :

1. Chagoma : lesi inflamasi eritem dibawah kulit setelah gigitan, limfadenopati lokal
2. Romana sign: edema palpebra dan periorbital, unilateral, tidak nyeri :
romana sign bila port d entreenya dalah palpebra

Pada stadium kronik :
- Parasit menginfeksi miokard --> penipisan otot jantung, miokarditis--> fibrosis menyebabkan blok --> aritmia
- Megaesofagus dan megakolon --> infiltrasi terhadap pleksus mienterikus

Diagnosis :
- Pemeriksaan darah segar mikroskopik
- Pemeriksaaan tinja dengan pewarnaan giemsa

Tatalaksana T cruzi
Nifurtimox 8-10 mg/kgbb pada dewasa, 12,5-15 mg/kggbb pada remaja, 15-20 mg pada anak usia 1-10 tahun tiap 6 jam selama 90-120 hari
Beznidazole 5 mg/kgbb selama 60 hari

Tatalaskana Tripanozoma gambiensi --> pentamidin 4mg/kgbb selama 10 hari (IM/IV)
T. Rhodiensi : suramin 1 gr 1,3,7,14,21 (IV)

G. Bruceliosis
Adalah penyakit zoonosis akibat brucella (bakteri gram negatif) --> media penularan lewat lingkungan kerja atau makanan
Brucella ada 4 jenis yaitu :
1. Brucella melitensis --> akut --> menyebabkan kecacatan
2. Brucella Suis --> kroniik
3. Brucella Abortus
4. Brucella Canis
Diagnosis : kultur dan serologis
Penularan : bakteri bisa menembus dinding epitel --> bakteremia--> sel RES (hati, limpa, SST)
GK : demam intermitten,
Terapi :
Doksisiklin 100mg/12jam/oral selama 45 hari
Gentamisin 5 mg/kgbb/ 2 dosis selama 7 hari
Cotrimoxazole 960 mg/8jam/oral selama 45 hari

H. RABIES
Penyebab : virus rabies
Reservoir : anjing, kelelawar, serigala, hewan liar lainnya
Penularan : alamiah dan iatrogenik – alamiah -->  gigitan anjing; iatrogenik (droplet pada petugas laboratorium, atau pada organ transplantasi
Patogenesis : 4 tahap: replikasi virus pada inokulasi, penyebaran ke SSP, penyebaran dalam SSP :anterograde dari susunan saraf
Cara : gigitan--> virus masuk berikatan dengan asetilkolon
Gejala klinik --> klasik dan non klasik (akibat gigitan kelelawar)
Masa inkubasi : prodromal furious (hidrofobik, gelisah dst  dumb (tenang/paralisis koma  mati

Diagnosis  : Klinis ( suspect, probable, confirmed)

Suspek: sesuai definisi klinis kasus yaitu ada ensefalitis yang didominasi stadium galak (furious) atau paralitik (dumb) yang memburuk menjadi koma dan meninggal

 Probable : suspek + digigit hewan rabies
 Confirmed :  suspek + lab

Lab : bahan : saliva, CSS, otak, biopsi kulit
Deteksi antigen  : FAT, ELISA, RNA VIRUS ( PCR), PA--> negri bodies
Deteksi antibody :
Tatalaksana
VAR dan SAR

Kategori paparan

Kategori I : menyentuh, memberi makan binatang atau jilatan pada kulit utuh
--> dianggap tidak terpapar --> tak perlu profilaksis

Kategori II : goresan ringan atau abrasi tanpa perdarahan atau dan gigitan main main pada kukit tak utuh --> luka minor --> sehea berikan VAR

Kategori III: gigitan transdermal tunggal atau multipel atau goresan pada kulit rusak, kontaminasi selput mukosa dengan air liur dan curiga kontak drngan kelelawar : kategori luka mayor --> berikan VAR dan SAR

Vaksin rabies misalnya mau ke bali ( profilaksis) siapa tahu menrencanakan digigit anjing gila--> VAR ( vaksin anti rabies) dosis 0.5ml /IM pada hari ke 0, 7, 28 di otot deltoid.

I.  TAtalaksana gigitan ular berbisa ( bagi yang berminat jadi PANJI)
Ciri ciri ular berbisa :
Kepala segiempat, gigi taring kecil, bekas gigitan luka halus bentuk lengkung

Ular tak berbisa : kegala segitiga, dua taring besar, dua gigitan utama akibat gigi taring


Tatalaksana



I. INTOKSIKASI OPIAT
Golongan opiat : morpin,petidin, heroin, kodein, dan sedatif: 1. Narkotika, 2. Barbiturat, benzodiazepin, etanol

Tanda dan gejala:
Koma, depresi napas, miosis, hipotensi, udem paru, bising usus menurun, hiporefleksi, kejang pada kasus berat.

Diagnosis: khas pin poin, depresi napas, dan membaik setelah pemberian nalokson
Kadang ditemukan bekas suntikan (needle track sign)

Tindakan:bebaskan jalan napas, o2 100%, infus D5 atau nacl 0.9%

Beri antidotum : naloxon
Bila  tanpa hipoventilasi: 0.4 mg/IV
Hipoventilasi : 1-2 mg/IV, bila tak ada respob setelah 5 menit beri lagi nalokson 1-2mg sampai kesadaran baik, pupil dilatasi atau sudah mencapai dosis maksimal 10mg.
Bila hipotensi bisa kasih dopamin 2-5 mcg/kgbb


J. Profilaksis malaria

Doksisiklin 100mg 1-2 hari sebelum berangkat hingga 4 minggu setelah kembali
Kloroquin trimester 3 (ibu hamil) 250 mg hingga 1 bulan post partum
Mefloquin 250 mg perminggu, 2 minggu sebelum berangkat hingga 4 minggu setelah kembali

K. TATALAKSANA MALARIA IBU HAMIl
Falcifarum
1. ACT --> trimester 2 dan 3 (DHP) selama 3 hari 
2. Kina 3x2 tab + klinda 2x300 selama 7 hari--> trimester 1

Vivax
1. ACT--> trimester 2 dan 3
2. Kina 3x2 tanpa klindamisin selama 7 hari (trimester 1)

Guideline malaria 2018
Bumil trim 1-3  vivax dan falciparum : ACT selama 3 hari

L. LEPTOSPIROSIS
Suspect : klinis + epidemiologis
Probable : klinis + ELISA/rapid test.
Confirmed : MAT test 
>= 1/ 400/ PCR and kultur darah



M.TATALAKSANA CLOSTRIDIUM DIFFICILE


N. TATALAKSANA dan DIAGNOSIS  MENINGITIS


TATALAKSANA Meningitis bacterial

- Normal adult : ceftriaxone 2gr/12 jam/intravena + vancomisin 15-20 mg/12jam/intravena
- Immunocompromised ( DM/HIV) : ampicillin+ 
ceftazidim 2 gr/8jam/iv+ vancomisin
- CF shunt--> vanco+ ceftazidim 2gr/6 jam/iv
All diberikan steroid 10mg/8jam/intravena

O. Sindrom splenomegali tropik






Referensi :
1. IPD/PPK halaman 959
2. Sabatin ed 6 halaman 610
3. CDC leptospirosis




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Obat obat dalam ilmu penyakit dalam

  Fe : ferosfat effervescent Cytodrox Anegrelide Sandimun Hydroxiurea (cytodrox) Gleevec (imatinib) 1x3 tablet Tasigna Rebo z (utk itp) Jurn...