A. Criptococcus
GK kriptokokkus nyeri belakang kepala, kaku kuduk, demam,
Analisa CSF : tinta india positif
Tatalaksana
Pedoman HIV : Amfo B 0.7 mg/kgbb/hari selama 2 minggu lanjut fluconazole 400 mg 1x1 selama 8-10 minggu
WHO : Amfo B 0.7-1 mg/kgbb/hari + flucytocyn 100mg/kgbb selama 2 minggu lanjut fluconazole 400-800 mg 1x1 selama 8-10 minggu, Amfoterisin --> nefrotoksik
B . Toxoplasma
Pirimetamin dan sulfonamid selama 3 minggu
menyebabkan leukopenia dan trombositopenia sehingga perlu dikombinasi dengan asam folinic atau ragi
Dosis 50-75mg/kgbb/hari selam 3 hari lalu 25 mg/hari selama beberapa minggu
Asam folinic 2-4 mg/kgbb/hari
Sulfonamid 50-100mg/kgbb
Pada BUMIL
Pirimetamin --> KI pada Hamil (teratogenik),
Dosis : Spira 3-3-3 --> 3mg/kgbb terbagi 3 dosis selama 3 minggu sejak diagnosis ditegakkan sampai kelahiran.
Bagaimana bila bayinya terinfeksi dalam periode kehamilan --> sulfadiazin 4 gram +Pirimetamin + asam folat jika ada bukti bayi terinfeksi saat hamil makan diteruskan hingga persalinan
C. Tetanus
Penyebab : kuman tetanus
Kuman tetanus --> tetanospasmin --> menghambat pengeluaran neurotransmitter inhibisi
Merupakan basil anaerob gram positif, berbentuk drumstick
Tetanospasmin menghambat GABA sehingga neurotransmitter inhibisi tidak bisa berikatan dengan reseptor-->spasme
PRINSIP PENANAGANAN
1.Bersihkan luka
2. Imunoterapi dengan : TIG 500 Sc/IM
Equine anti tetanus 10.rb-20 rb/IM (hati hati anafilaktoid)
3. Antibiotik : metronidazole 500 mg/6jm/oral or IV selama 7 hari, penicilin 100rb-200 rb IU/kgbb/hari 2-4 dosis.tetra, mskrolid, cotri bisa
4. Kontrol spasme otot ; benzodiazepin 5 mg, lorazepam 2mg
D. Obat cacing dan cacingnya
Albendazole : menghambat ATP
Piratel pamoamATE: ATE (asetilkolin ESterase)--> cacing tidak bergerak --> paralisis --> mudah dikeluarkan
Peperazin --> GABA --> clorida masuk kedalam otot cacing --> lumpuh
Mebendazole --> menghambat uptake glukosa, dan pembelahan sel
Taenia saginata/T solium --> habis makan daging kurang matang --> mencret
Albendazole ; akulebih rendah dosisnya --> 400 mg 8-30 hari
Mebendazole : 600-1200 mg 3-5 hari
Atau
Paramomisin 75mg/kgbb maksimal 4 gram
B . Toxoplasma
Pirimetamin dan sulfonamid selama 3 minggu
menyebabkan leukopenia dan trombositopenia sehingga perlu dikombinasi dengan asam folinic atau ragi
Dosis 50-75mg/kgbb/hari selam 3 hari lalu 25 mg/hari selama beberapa minggu
Asam folinic 2-4 mg/kgbb/hari
Sulfonamid 50-100mg/kgbb
Pada BUMIL
Pirimetamin --> KI pada Hamil (teratogenik),
Dosis : Spira 3-3-3 --> 3mg/kgbb terbagi 3 dosis selama 3 minggu sejak diagnosis ditegakkan sampai kelahiran.
Bagaimana bila bayinya terinfeksi dalam periode kehamilan --> sulfadiazin 4 gram +Pirimetamin + asam folat jika ada bukti bayi terinfeksi saat hamil makan diteruskan hingga persalinan
C. Tetanus
Penyebab : kuman tetanus
Kuman tetanus --> tetanospasmin --> menghambat pengeluaran neurotransmitter inhibisi
Merupakan basil anaerob gram positif, berbentuk drumstick
Tetanospasmin menghambat GABA sehingga neurotransmitter inhibisi tidak bisa berikatan dengan reseptor-->spasme
PRINSIP PENANAGANAN
1.Bersihkan luka
2. Imunoterapi dengan : TIG 500 Sc/IM
Equine anti tetanus 10.rb-20 rb/IM (hati hati anafilaktoid)
3. Antibiotik : metronidazole 500 mg/6jm/oral or IV selama 7 hari, penicilin 100rb-200 rb IU/kgbb/hari 2-4 dosis.tetra, mskrolid, cotri bisa
4. Kontrol spasme otot ; benzodiazepin 5 mg, lorazepam 2mg
D. Obat cacing dan cacingnya
Albendazole : menghambat ATP
Piratel pamoamATE: ATE (asetilkolin ESterase)--> cacing tidak bergerak --> paralisis --> mudah dikeluarkan
Peperazin --> GABA --> clorida masuk kedalam otot cacing --> lumpuh
Mebendazole --> menghambat uptake glukosa, dan pembelahan sel
Taenia saginata/T solium --> habis makan daging kurang matang --> mencret
Albendazole ; akulebih rendah dosisnya --> 400 mg 8-30 hari
Mebendazole : 600-1200 mg 3-5 hari
Atau
Paramomisin 75mg/kgbb maksimal 4 gram
E. PCP
Penyebab : pnumocystis jiroveci
Risk factor : CD 4 < 200, atau mendapat imunosupresan
Gejala : demam, batuk tidak produktif, sesak
Etiologi : pnumocystis jiroveci ada dua bentuk, trophic dan cystic
Beta-1-glucan hanya ditemukan pada bentuk trophic
Foto thoraks : infiltrat difus bilateral, atau parahiler
CT scan thoraks : diffuse ground glass pattern
PCP tidak bisa dikultur, paling baik dengan BAL atau dengan PCR
Penyebab : pnumocystis jiroveci
Risk factor : CD 4 < 200, atau mendapat imunosupresan
Gejala : demam, batuk tidak produktif, sesak
Etiologi : pnumocystis jiroveci ada dua bentuk, trophic dan cystic
Beta-1-glucan hanya ditemukan pada bentuk trophic
Foto thoraks : infiltrat difus bilateral, atau parahiler
CT scan thoraks : diffuse ground glass pattern
PCP tidak bisa dikultur, paling baik dengan BAL atau dengan PCR
F. Trypanosomiasis
Trypanozoma ada 3 spesies yaitu : T Cruzi ( amerika), (T brucei dan gambiensi (afrika) menyebabkan sleep sickness dengan vektor lalat Tse Tse)
Trypanozoma cruzi disebabkan oleh serangga triatomin setelah tergigit akan menimbulkan :
1. Chagoma : lesi inflamasi eritem dibawah kulit setelah gigitan, limfadenopati lokal
2. Romana sign: edema palpebra dan periorbital, unilateral, tidak nyeri :
romana sign bila port d entreenya dalah palpebra
Pada stadium kronik :
- Parasit menginfeksi miokard --> penipisan otot jantung, miokarditis--> fibrosis menyebabkan blok --> aritmia
- Megaesofagus dan megakolon --> infiltrasi terhadap pleksus mienterikus
Diagnosis :
- Pemeriksaan darah segar mikroskopik
- Pemeriksaaan tinja dengan pewarnaan giemsa
Tatalaksana T cruzi
Nifurtimox 8-10 mg/kgbb pada dewasa, 12,5-15 mg/kggbb pada remaja, 15-20 mg pada anak usia 1-10 tahun tiap 6 jam selama 90-120 hari
Beznidazole 5 mg/kgbb selama 60 hari
Tatalaskana Tripanozoma gambiensi --> pentamidin 4mg/kgbb selama 10 hari (IM/IV)
T. Rhodiensi : suramin 1 gr 1,3,7,14,21 (IV)
G. Bruceliosis
Adalah penyakit zoonosis akibat brucella (bakteri gram negatif) --> media penularan lewat lingkungan kerja atau makanan
Brucella ada 4 jenis yaitu :
1. Brucella melitensis --> akut --> menyebabkan kecacatan
2. Brucella Suis --> kroniik
3. Brucella Abortus
4. Brucella Canis
Diagnosis : kultur dan serologis
Penularan : bakteri bisa menembus dinding epitel --> bakteremia--> sel RES (hati, limpa, SST)
GK : demam intermitten,
Terapi :
Doksisiklin 100mg/12jam/oral selama 45 hari
Gentamisin 5 mg/kgbb/ 2 dosis selama 7 hari
Cotrimoxazole 960 mg/8jam/oral selama 45 hari
H. RABIES
Penyebab : virus rabies
Reservoir : anjing, kelelawar, serigala, hewan liar lainnya
Penularan : alamiah dan iatrogenik – alamiah --> gigitan anjing; iatrogenik (droplet pada petugas laboratorium, atau pada organ transplantasi
Patogenesis : 4 tahap: replikasi virus pada inokulasi, penyebaran ke SSP, penyebaran dalam SSP :anterograde dari susunan saraf
Cara : gigitan--> virus masuk berikatan dengan asetilkolon
Gejala klinik --> klasik dan non klasik (akibat gigitan kelelawar)
Masa inkubasi : prodromal furious (hidrofobik, gelisah dst dumb (tenang/paralisis koma mati
Diagnosis : Klinis ( suspect, probable, confirmed)
Suspek: sesuai definisi klinis kasus yaitu ada ensefalitis yang didominasi stadium galak (furious) atau paralitik (dumb) yang memburuk menjadi koma dan meninggal
Probable : suspek + digigit hewan rabies
Confirmed : suspek + lab
Lab : bahan : saliva, CSS, otak, biopsi kulit
Deteksi antigen : FAT, ELISA, RNA VIRUS ( PCR), PA--> negri bodies
Deteksi antibody :
Tatalaksana
VAR dan SAR
Kategori paparan
Kategori I : menyentuh, memberi makan binatang atau jilatan pada kulit utuh
--> dianggap tidak terpapar --> tak perlu profilaksis
Kategori II : goresan ringan atau abrasi tanpa perdarahan atau dan gigitan main main pada kukit tak utuh --> luka minor --> sehea berikan VAR
Kategori III: gigitan transdermal tunggal atau multipel atau goresan pada kulit rusak, kontaminasi selput mukosa dengan air liur dan curiga kontak drngan kelelawar : kategori luka mayor --> berikan VAR dan SAR
Vaksin rabies misalnya mau ke bali ( profilaksis) siapa tahu menrencanakan digigit anjing gila--> VAR ( vaksin anti rabies) dosis 0.5ml /IM pada hari ke 0, 7, 28 di otot deltoid.
I. TAtalaksana gigitan ular berbisa ( bagi yang berminat jadi PANJI)
Ciri ciri ular berbisa :
Kepala segiempat, gigi taring kecil, bekas gigitan luka halus bentuk lengkung
Ular tak berbisa : kegala segitiga, dua taring besar, dua gigitan utama akibat gigi taring
Tatalaksana
Reservoir : anjing, kelelawar, serigala, hewan liar lainnya
Penularan : alamiah dan iatrogenik – alamiah --> gigitan anjing; iatrogenik (droplet pada petugas laboratorium, atau pada organ transplantasi
Patogenesis : 4 tahap: replikasi virus pada inokulasi, penyebaran ke SSP, penyebaran dalam SSP :anterograde dari susunan saraf
Cara : gigitan--> virus masuk berikatan dengan asetilkolon
Gejala klinik --> klasik dan non klasik (akibat gigitan kelelawar)
Masa inkubasi : prodromal furious (hidrofobik, gelisah dst dumb (tenang/paralisis koma mati
Diagnosis : Klinis ( suspect, probable, confirmed)
Suspek: sesuai definisi klinis kasus yaitu ada ensefalitis yang didominasi stadium galak (furious) atau paralitik (dumb) yang memburuk menjadi koma dan meninggal
Probable : suspek + digigit hewan rabies
Confirmed : suspek + lab
Lab : bahan : saliva, CSS, otak, biopsi kulit
Deteksi antigen : FAT, ELISA, RNA VIRUS ( PCR), PA--> negri bodies
Deteksi antibody :
Tatalaksana
VAR dan SAR
Kategori paparan
Kategori I : menyentuh, memberi makan binatang atau jilatan pada kulit utuh
--> dianggap tidak terpapar --> tak perlu profilaksis
Kategori II : goresan ringan atau abrasi tanpa perdarahan atau dan gigitan main main pada kukit tak utuh --> luka minor --> sehea berikan VAR
Kategori III: gigitan transdermal tunggal atau multipel atau goresan pada kulit rusak, kontaminasi selput mukosa dengan air liur dan curiga kontak drngan kelelawar : kategori luka mayor --> berikan VAR dan SAR
Vaksin rabies misalnya mau ke bali ( profilaksis) siapa tahu menrencanakan digigit anjing gila--> VAR ( vaksin anti rabies) dosis 0.5ml /IM pada hari ke 0, 7, 28 di otot deltoid.
I. TAtalaksana gigitan ular berbisa ( bagi yang berminat jadi PANJI)
Ciri ciri ular berbisa :
Kepala segiempat, gigi taring kecil, bekas gigitan luka halus bentuk lengkung
Ular tak berbisa : kegala segitiga, dua taring besar, dua gigitan utama akibat gigi taring
Tatalaksana
I. INTOKSIKASI OPIAT
Golongan opiat : morpin,petidin, heroin, kodein, dan sedatif: 1. Narkotika, 2. Barbiturat, benzodiazepin, etanol
Tanda dan gejala:
Koma, depresi napas, miosis, hipotensi, udem paru, bising usus menurun, hiporefleksi, kejang pada kasus berat.
Diagnosis: khas pin poin, depresi napas, dan membaik setelah pemberian nalokson
Kadang ditemukan bekas suntikan (needle track sign)
Tindakan:bebaskan jalan napas, o2 100%, infus D5 atau nacl 0.9%
Beri antidotum : naloxon
Bila tanpa hipoventilasi: 0.4 mg/IV
Hipoventilasi : 1-2 mg/IV, bila tak ada respob setelah 5 menit beri lagi nalokson 1-2mg sampai kesadaran baik, pupil dilatasi atau sudah mencapai dosis maksimal 10mg.
Bila hipotensi bisa kasih dopamin 2-5 mcg/kgbb
J. Profilaksis malaria
Doksisiklin 100mg 1-2 hari sebelum berangkat hingga 4 minggu setelah kembali
Kloroquin trimester 3 (ibu hamil) 250 mg hingga 1 bulan post partum
Mefloquin 250 mg perminggu, 2 minggu sebelum berangkat hingga 4 minggu setelah kembali
K. TATALAKSANA MALARIA IBU HAMIl
Falcifarum
1. ACT --> trimester 2 dan 3 (DHP) selama 3 hari
2. Kina 3x2 tab + klinda 2x300 selama 7 hari--> trimester 1
Vivax
1. ACT--> trimester 2 dan 3
2. Kina 3x2 tanpa klindamisin selama 7 hari (trimester 1)
Guideline malaria 2018
Bumil trim 1-3 vivax dan falciparum : ACT selama 3 hari
L. LEPTOSPIROSIS
Suspect : klinis + epidemiologis
Probable : klinis + ELISA/rapid test.
Confirmed : MAT test
>= 1/ 400/ PCR and kultur darah
M.TATALAKSANA CLOSTRIDIUM DIFFICILE
N. TATALAKSANA dan DIAGNOSIS MENINGITIS
TATALAKSANA Meningitis bacterial
- Normal adult : ceftriaxone 2gr/12 jam/intravena + vancomisin 15-20 mg/12jam/intravena
- Immunocompromised ( DM/HIV) : ampicillin+
ceftazidim 2 gr/8jam/iv+ vancomisin
- CF shunt--> vanco+ ceftazidim 2gr/6 jam/iv
All diberikan steroid 10mg/8jam/intravena
O. Sindrom splenomegali tropik
Referensi :
1. IPD/PPK halaman 959
2. Sabatin ed 6 halaman 610
3. CDC leptospirosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar